Polisi dan petugas gabungan dari Dishub dan PT KAI sempat mengalami kesulitan saat mencoba mengevakuasi bangkai bus pariwisata milik PO Harapan Jaya yang tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu, karena lokasi yang sempit dan roda-roda bus terkunci.
Hingga Minggu sore, upaya evakuasi masih dilakukan dengan cara memotong sebagian badan bus guna membuka roda-roda kaki yang terkunci.
"Lokasinya sempit sehingga terkendala. Selain itu, ban belakang bus juga terkunci," kata Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto.
Badan bus mulanya sempat akan ditarik menggunakan lokomotif KA, namun akhirnya dibatalkan karena posisi badan bus yang melintang sehingga berisiko jika ditarik paksa.
Dari pantauan lapangan, sebagian roda bus terbenam dalam tanah.
Tiga alat derek yang dikerahkan untuk menarik badan bus juga mengalami kesulitan saat melakukan upaya penarikan.
Derek mengalami selip roda. Tiga derek yang didatangkan pun tak bisa berbuat banyak.
Mobil derek hanya mampu menggeser sedikit badan bus, diposisikan agar tidak berisiko mengganggu perjalanan KA.
Pemotongan dilakukan oleh tim teknis dari PO. Harapan Jaya.
"Mudah-mudahan dengan bantuan tim teknis ini bisa segera dipindahkan," katanya.
Kecelakaan KA Rapih Dhoho versus bus pariwisata milik PO Harapan Jaya terjadi sekitar pukul 05.00 WIB, saat baru berangkat menuju arah Malang untuk berwisata di wahana wisata Jatim Park 5.
Ada tiga armada bus PO Harapan Jaya yang berangkat mengangkut 120-an orang menuju wahana wisata Jatim Park 5 Malang.
Bus pertama melintas dengan aman. Namun, giliran bus kedua masuk perlintasan, pada saat bersamaan melaju KA Rapih Dhoho dari arah selatan dengan kecepatan sedang.
Bus yang dikemudikan Septianto Dani Setiawan itu pun tertabrak KA Rapih Dhoho karena jarak yang sudah dekat.
Bagian ekor bus ditabrak kereta api, hingga membuat bodi bus terpelanting 10 meter serta berputar 180 derajat menghadap ke barat.