Probolinggo (ANTARA) - Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi mengklarifikasi adanya video viral tentang pemilihan kepala desa (pilkades) yang diduga ricuh di Desa Curahsawo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Beredar video di media sosial dengan framing kericuhan yang bertepatan dengan pelaksanaan pilkades di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending pada Kamis (17/2) yang terlihat dalam video, seorang lelaki berlari menuju salah satu sisi dan dikejar beberapa orang yang mencoba untuk melerai saat pilkades.
"Saya menegaskan bahwa tidak ada sama sekali benturan fisik yang terjadi selama pelaksanaan pilkades di Probolinggo," katanya dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Probolinggo, Sabtu.
Menurutnya, pria tersebut berinisial H dan merupakan suami dari salah satu calon kepala desa dan ia hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk melihat berlangsungnya penghitungan suara setelah pencoblosan selesai.
Ketika pencoblosan selesai, ternyata di pihak pendukung lawan melontarkan kata-kata terkait istrinya yang membuat H tersinggung sehingga yang bersangkutan tidak terima dan berlari menghampiri pihak yang melontarkan kata-kata tersebut untuk mengklarifikasi maksud pihak lawan yang melontarkan perkataan itu.
"H dikejar oleh pendukungnya sendiri untuk melerai. Ketika hal tersebut terjadi, ada warga yang mengambil video kejadian itu dan akhirnya tersebar di media sosial," tuturnya.
Ia menjelaskan pihak keamanan yang bertugas sigap melakukan pengamanan, bahkan para pendukung di masing-masing pihak sama-sama melerai, sehingga penghitungan suara di Pilkades Curahsawo sudah selesai dan diterima oleh masing-masing pihak calon kepala desa.
"Saya jelaskan terkait pilkades serentak 2022 di Kabupaten Probolinggo pada Kamis (17/2) tercatat ada 1.537 TPS dan tidak ada insiden yang menyebabkan pilkades di TPS tersebut tidak terlaksana," ujarnya.
Terkait adanya ketidakpuasan salah satu pihak, lanjut dia, Polres Probolinggo bersama Forkopimda sudah melakukan berbagai macam upaya termasuk penggalangan pilkades damai, sehingga pihaknya juga mempersilakan bila pihak yang tidak puas dan memiliki bukti bisa menggugat ke PTUN.
Teuku Arsya menyayangkan ada pihak yang menyebarkan konten hoaks setelah pilkades selesai, sehingga menggerakkan masyarakat meminta klarifikasi dan pihaknya mengatakan bahwa pikades serentak di Kabupaten Probolinggo berlangsung aman dan tertib serta tidak ada insiden yang menyebabkan benturan fisik.
"Untuk calon kepala desa yang kalah jangan terlalu bersedih dan yang menang jangan bereuforia. Tetap jaga persatuan dan kesatuan. Kemenangan yang sesungguhnya adalah milik masyarakat," imbuhnya.
Ia mengimbau agar semuanya jaga diri dan jangan sampai kegiatan keramaian setelah pilkades yang dapat menyebabkan terjadinya penularan COVID-19 varian Omicron.