Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pada tahun 2022 menargetkan melatih sebanyak 3.000 orang menjadi pengusaha baru melalui program Wirausaha Baru (WUB).
Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, target melatih 3.000 orang menjadi pengusaha baru tersebut untuk memenuhi target capaian yang ditetapkan di masa kepemimpinan dirinya.
"Target menciptakan pengusaha baru di masa kepemimpinan saya adalah 10 ribu orang pengusaha baru selama lima tahun," katanya di Pamekasan, Rabu.
Ia menjelaskan hingga 2021, jumlah warga Pamekasan yang dilatih menjadi pengusaha melalui program WUB sebanyak 3.000 orang terhitung sejak 2020 hingga 2021.
Pada 2022, pihaknya menargetkan sebanyak 3.000 orang lagi dilatih menjadi pengusaha baru melalui program WUB sehingga pada akhir tahun 2022 jumlah pengusaha baru yang terbentuk melalui WUB bisa mencapai enam ribu orang, sedangkan empat ribu orang sisanya dirampungkan pada 2023 dan 2024.
"Dengan begitu, maka target menciptakan 10 ribu pengusaha baru melalui Program WUB bisa tercapai," kata bupati.
Bupati menjelaskan pihaknya berkepentingan menghidupkan iklim dunia usaha di Kabupaten Pamekasan melalui Program WUB agar perekonomian masyarakat bisa lebih hidup dan perputaran uang meningkat.
Oleh sebab itu, sambung dia, dirinya menjadi program wirausaha sebagai program prioritas, disamping pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) para aparatur sipil negara (ASN).
Bupati menjelaskan program pembentukan pengusaha baru ini tidak hanya sebatas pelatihan semata, akan tetapi disertai dengan program pendukung lainnya, seperti pendampingan pascapelatihan, bantuan alat, dan pinjaman modal dengan suku bunga rendah.
Para pengusaha baru yang telah mengikuti pelatihan dibantu mengurus izin usaha dan diberi bantuan alat sesuai dengan jenis usaha yang mereka tekuni.
"Jika jenis usahanya kuliner, maka bantuan alat yang kami berikat berupa alat-alat memasak, dan jika penjahit, maka yang bersangkutan kita beri bantuan mesin jahit," katanya.
Bantuan alat ini, sambung dia, bekerja sama dengan sejumlah perusahaan di Kabupaten Pamekasan dalam bentuk program CSR (corporate social responsibility).
"CSR dari perusahaan ini yang kita berikat berupa alat-alat yang dibutuhkan," ujar dia.
Sementara pemkab, sambung dia, mengalokasikan anggaran untuk bantuan modal dengan bunga rendah sebesar 1 persen.
Warga Pamekasan yang bisa memanfaatkan pinjaman dengan bunga 1 persen adalah yang telah mengikuti Program WUB. "Mengapa bisa 1 persen?, karena yang 5 persen disubsidi oleh Pemkab Pamekasan," kata bupati.
Selain memberikan pendampingan dan membantu pinjaman modal usaha dengan bunga rendah, Pemkab Pamekasan memfasilitasi pemasaran dengan membentuk warung usaha milik rakyat (wamira).
Warung ini menjual berbagai jenis produk hasil kerajinan para pengusaha baru yang tergabung dalam WUB Pemkab Pamekasan, seperti makanan, minuman, sepatu batik, tas batik, dan sarung.
"Kami merasa benar-benar dibina, karena pemkab tidak hanya menyediakan pelatihan, akan tetapi menyediakan fasilitas, termasuk membantu pemasaran hingga kami bisa mandiri," kata peserta Program WUB Pemkab Pamekasan Sahaji.
Warga asal Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan ini mengaku dirinya mendaftar sebagai peserta Program WUB dan mengikuti pelatihan membuat songkok selama 1 bulan lebih.
Ia bersama enam orang temannya dikirim Pemkab Pamekasan ke salah satu pabrik songkok di Gresik, Jatim.
Usai pelatihan, ia diberi bantuan mesin jahit, sedangkan songkok hasil produksinya dipasarkan di Wamira Pemkab Pamekasan. "Pola seperti ini, bukan hanya pada saya, akan tetapi kepada semua peserta," katanya.
Saat ini, wamira yang dibangun Pemkab Pamekasan untuk menjual hasil produk para pelaku usaha di wilayah itu delapan unit yang tersebar di Kecamatan Pamekasan dan Kecamatan Larangan, serta akan diperluas lagi ke semua kecamatan pada 2022.