Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap pers Indonesia meningkatkan kualitas pemberitaan di tengah disrupsi informasi.
"Pers Indonesia Insyaallah mampu mendorong peningkatan literasi masyarakat mengenai media karena sebagian besar masyarakat lebih banyak membaca berita dari media sosial daripada media massa sebagai sumber utamanya," katanya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu, pada peringatan Hari Pers Nasional.
"Masyarakat kita ada yang belum tahu dan belum bisa memilah, mana informasi yang valid, mana informasi yang sesungguhnya," katanya.
Selain itu, Khofifah mengatakan, keterbatasan ruang dalam platform media sosial kadang membuat informasi tidak bisa disampaikan secara utuh.
"Belum lagi ditambah budaya membaca masyarakat kita yang masih relatif kurang," katanya.
Kondisi yang demikian, menurut dia, membuat hoaks dan informasi yang tidak utuh cepat tersebar luas di media sosial. Penyebaran cepat informasi melalui media sosial dan jurnalisme warga, membuat pekerjaan rumah insan pers bertambah berat.
"Masyarakat umum melakukan aktivitas jurnalistik tanpa memiliki dasar dan mematuhi etika sesuai kaidah yang diatur," kata dia.
"Sudah bisa ditebak, karya jurnalistiknya menjadi sangat variatif dan tidak mengikuti standar jurnalistik. Jamak ditemui, jurnalisme warga sering mengejar kecepatan informasi tanpa mengedepankan faktual tidaknya," tambah Khofifah.
Oleh karena itu, Khofifah mengatakan media massa perlu mengedukasi masyarakat untuk memilah berita dan informasi serta mengecek keakuratan berita dan informasi yang diterima.
Media massa, ia melanjutkan, juga harus menerapkan prinsip dasar jurnalisme dalam menyajikan berita dan informasi.
"Fenomena saat ini tidak sedikit media yang tidak survive (bertahan), tapi saya yakin jika media massa tersebut secara konsisten menyajikan karya jurnalistik yang bagus, berbobot, dan beretika maka masyarakat tetap akan mencarinya sebagai sumber referensi terpercaya," katanya.
Gubernur Khofifah juga meminta pengelola media massa beradaptasi dengan cepat dengan perkembangan teknologi dan terus berinovasi.
"Dengan begitu, eksistensi media massa sebagai salah satu pilar demokrasi dapat terus bertahan," kata Khofifah, yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.