Jakarta (ANTARA) - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Miftachul Akhyar secara resmi mengukuhkan kepengurusan PBNU masa khidmah 2022-2027 yang berlangsung di Balikpapan Sport and Convention Center, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
Kiai Miftach mengawali pengukuhan dengan membacakan ayat Al Quran tentang amanah yakni Al Quran Surat An-Nisa ayat 58 dan sebuah hadis. Setelah itu, seluruh pengurus mengikuti baiat yang diucapkan Kiai Miftach dengan diawali syahadat dan di akhiri hauqalah.
"Teks pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini adalah penting. Sebuah inisiasi spiritual agar melahirkan kepengurusan yang betul-betul punya komitmen, betul-betul punya sikap dan ketaatan yang prima sekaligus recharging energi spiritual sebagai komitmen bersama," kata Kiai Miftah.
Usai pembacaan baiat, kiai Miftah berharap PBNU periode 2022-2027 dapat menjadi satu kesatuan untuk semua pengurus dalam menjalankan tugasnya.
"Maka dengan dibacakannya ikrar, saat ini kita menjadi satu kesatuan semua adalah pengurus punya kewajiban, punya hak sebagaimana telah diatur dalam AD/ART kita," kata dia.
Pengukuhan ini mengambil tema "Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban". Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dan Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla menghadiri kegiatan pengukuhan ini.
Presiden dan Wapres sama-sama mengenakan setelan peci hitam, jas, dan sarung. Bedanya, Presiden Jokowi mengenakan jas berwarna abu-abu, sedangkan Wapres Ma’ruf Amin mengenakan jas warna hitam.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo mengajak Nahdlatul Ulama (NU) untuk memberikan ruang lebih besar bagi generasi Z tampil.
"Kita perlu memberikan ruang yang lebih besar kepada warga NU dari generasi milenial, dari generasi Gen Z untuk tampil dan mengambil peran sentral dalam perkembangan Indonesia yang baru," kata dia.
Presiden Jokowi pun berterima kasih atas kiprah NU selama ini dalam menjaga NKRI dan Pancasila. Semua hal tersebut telah membuat Indonesia menjadi bangsa bersatu dalam keberagaman dan menjadi rujukan bagi bangsa-bangsa lain.
Presiden Jokowi pun dengan tegas menyatakan kekuatan NU luar biasa besar yang dapat berkontribusi untuk Indonesia dan dunia.
"Dengan jumlah warga NU yang sangat besar, sekitar separuh lebih dari warga Muslim Indonesia serta dengan jaringan organisasi yang sangat lengkap yang tersebar di seluruh pelosok negeri dan luar negeri, NU merupakan potensi bangsa yang sangat besar," ungkap Presiden.
Sementara Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap Nahdlatul Ulama (NU) dapat terus menjadi mitra strategis Pemerintah Indonesia dalam pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
“NU harus terus menjadi simpul pengunci ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah di negara kita tercinta," kata dia. (*)