Gresik, Jatim (ANTARA) - Tidak ada yang bisa menyangka kapan datangnya sakit, begitu pula tidak ada yang bisa menyangka penyakit apa yang dapat menyerang tubuh seseorang. Hal ini diungkapkan warga Kelurahan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Asrondi.
Sekitar Bulan Oktober tahun lalu, dirinya didiagnosis mengidap tumor dan demi kesembuhannya ia harus menjalani operasi.
“Saat itu ada tumor di bagian lengan kiri saya diharuskan operasi tersebut, pihak rumah sakit menanyakan pada saya apakah saya sudah menjadi peserta JKN-KIS atau tidak. Karena saat itu saya masih belum menjadi peserta, akhirnya saya harus membayar sendiri operasi pengangkatan tumor sekitar Rp 10 juta dan itupun hanya untuk pemeriksaan awal. Kaget dan bingung juga bagaimana bisa dapat biaya sebesar itu," kata Asrondi.
Peserta JKN-KIS segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) ini mengungkapkan jika saja dirinya sudah terdaftar menjadi peserta JKN-KIS saat itu, tentu saja ia tidak akan kerepotan mencari biaya. Akhirnya tidak perlu pikir panjang Asrondi mengurus keikutsertaannya dalam program JKN-KIS.
“Setelah operasi kan pasti akan ada proses pemulihan yang tentunya mengeluarkan biaya lagi. Biayanya tersebut sudah pasti lebih besar dari iuran JKN-KIS yang saya bayarkan setiap bulannya. Makanya bagi saya dan keluarga, saya ibaratkan jadi peserta JKN-KIS ini seperti dapat “durian runtuh”. Hal ini lantaran per bulan hanya membayar Rp 35 ribu per orang tapi bisa digunakan untuk berobat dengan biaya yang berkali-kali lipat,” tuturnya.
Pria satu anak ini hingga saat ini bernafas lega, pasalnya urusan pasca operasi yang harus ia jalani sudah bisa dijamin program yang dijalankan BPJS Kesehatan ini. Oleh karenanya, Ia tidak perlu lagi repot memikirkan sumber dana untuk membiayai hal tersebut.
"Alhamdulillah setelah saya jadi peserta BPJS Kesehatan, saya bisa merasakan manfaatnya saat harus kontrol yang bahkan masih saya jalani sampai saat ini. Semua pelayanan kesehatan yang saya dapatkan gratis. Tidak perlu membayar apapun lagi selain hanya rutin bayar iuran setiap bulan itu. Petugas di rumah sakitnya pun tidak ada membedakan pelayanan walaupun saya kelas 3,” katanya.
Ke depannya, Ia berharap program yang telah memberikan manfaat yang tidak terhingga bagi masyarakat ini dapat terus bisa menjadi pelindung kesehatan bagi masyarakat sehingga derajat kesehatan di Indonesia terus meningkat.(*)