Situbondo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Jawa Timur, mencatat ada lima kecamatan rawan terjadi bencana alam banjir dan longsor saat musim hujan.
Ketua Pelaksana BPBD Kabupaten Situbondo Zainul Arifin mengatakan pada Kamis (25/11) kemarin telah menggelar rapat koordinasi bersama BPBD Provinsi Jawa Timur, mengenai pemetaan di beberapa daerah yang berpotensi terjadi banjir dan longsor memasuki musim hujan.
"Catatan kami ada beberapa kecamatan yang rawan longsor, yakni Kecamatan Mlandingan, Suboh, Sumbermalang, Jatibanteng dan Banyuglugur," kata Zainul di Situbondo, Jumat.
Menurut ia, di Kecamatan Sumbermalang dan Suboh menjadi perhatian khusus karena kedua kecamatan itu menjadi langganan bencana longsor saat musim hujan. Bahkan, di Desa Mojodungkul, Kecamatan Suboh, diketahui ada tanah retak.
Sednagkan di Kecamatan Sumbermalang, lanjut dia, yang rawan longsor berada di Dusun Semage, Desa Kalirejo dan Dusun Alas Tengah, Desa Taman, termasuk Desa Mojodungkul, Kecamatan Suboh.
"Karena di wilayah yang saya sebut itu terjadi longsor maka satu dusun akan terdampak," ucapnya.
Sementara rawan banjir, kata Zainul, jika di hulu hujan deras dengan durasi lama maka Situbondo akan mengalami banjir kiriman. Oleh karena itu, BPBD selalu berkoordinasi, khususnya dengan pihak Bendungan Sampean Baru di Bondowoso yang menjadi hulu dari sungai Situbondo.
"Bendungan Sampean Baru itu ada di hulu, di Kecamatan Tapen,Bondowoso. Jika semua pintu air sebanyak tujuh pintu itu sudah dibuka, maka Situbondo perlu waspada," paparnya. (*)