Surabaya (ANTARA) - Universitas Airlangga Surabaya memberikan anugerah doktor kehormatan (honoris causa) kepada mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan atas jasa yang sudah diberikan kepada bangsa Indonesia.
"Ini sebenarnya proses yang sangat lama kita nilai dari berbagai macam prestasi dan kebersamaan dalam berdiskusi. Ini sudah empat sampai lima tahun yang lalu kita mulai menimbang beliau untuk mendapatkan doktor honoris causa," kata Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih usai prosesi penganugerahan di Surabaya, Selasa.
Nasih mengungkapkan pemberian doktor HC kepada Jonan setelah dilakukan penilaian kinerja selama menjabat sebagai Dirut PT KAI, Menteri Perhubungan hingga Menteri ESDM.
"Penilaian dilakukan dari berbagai tahapan pekerjaan, mulai dari kereta api yang sebenarnya bukan hanya urusan teknis tapi juga urusan manajerial, kepemimpinan dan aspek ilmiahnya, beliau mempunyai karya yang luar biasa," ujar Nasih.
Begitu pula saat menjabat sebagai Menteri Perhubungan dan ESDM, Jonan dinilai mempunyai banyak karya yang sudah dipersembahkan untuk bangsa dan negara, juga kemanusiaan.
Setelah melakukan penilaian, Unair membentuk tim ad-hoc termasuk promotor. Jonan pun diminta menuliskan pengalaman dan karyanya dalam sebuah disertasi untuk kemudian diuji.
"Kemudian kita pandang layak, paling tidak di awal-awal pandemi sudah kita mulai. Kemudian mau kita kukuhkan ada pandemi, nunggu sampai sekarang ada penganugerahan doktor honoris causa," katanya.
Prof. Nasih menegaskan, secara akademik Jonan mempunyai kapasitas yang luar biasa. Selain itu kegemarannya membaca dan lainnya menjadi nilai tambah untuk Jonan.
"Beliau kekurangannya tidak menuliskan dalam bentuk disertasi waktu itu. Kemudian kita bantu dengan para promotor untuk bisa membuat karya yang memenuhi standar kaidah ilmiah tertentu, jadilah disertasi dan hari ini kami kukuhkan," ujar Prof. Nasih.
Guru Besar Akuntansi itu mengungkapkan Jonan merupakan orang kelima yang dianugerahi doktor kehormatan. Unair, lanjut, Prof. Nasih sangat selektif dalam memberikan anugerah tersebut.
"Kita usahakan begitu (selektif) kalau ada karya nyata ya kita hargai, tentu saja sekarang lebih dihargai karena komunikasi sudah sangat terbuka. Dan tidak tertutup kemungkinan kalau ada putra putri terbaik bangsa yang mempunyai karya luar biasa untuk dipertimbangkan mendapat doktor honoris causa dari Unair," ucap dia.
"Pak Jonan itu dulu lulusan terbaik waktu itu dengan IPK luar biasa dan mendapat pekerjaan yang sangat luar biasa sebelum bergabung di KAI dan Kementerian, sehingga kita tahu track record sejak awal," katanya. (*)