Trenggalek (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menggunakan dana pinjaman fiskal dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp250 miliar untuk membangun infrastruktur.
"Kita hari ini tidak sekadar membangun rumah sakit, tetapi membangun sejarah. Sejarah di masa pandemi COVID-19 ini, di tengah kekuatan fiskal kita (yang tertekan), ini pinjaman fiskal pertama dalam perjalanan sejarah Kabupaten Trenggalek," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat memberi sambutan dalam acara groundbreaking pembangunan ruang isolasi COVID-19 dan Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedomo, Trenggalek, Selasa.
Dana talangan sebesar itu, selain dialokasikan untuk membangun ruang isolasi COVID-19 dan IGD RSUD dr. Soedomo, rencananya juga diorientasikan untuk membangun 20 titik infrastruktur jalan dan jembatan.
Pembangunan ruang isolasi COVID-19 dan IGD di RSUD dr. Seodomo menjadi prioritas demi mengantisipasi serangan gelombang ketiga wabah corona.
Nur Arifin menambahkan penanganan cepat untuk kasus pandemi sangat dibutuhkan. Di sisi lain, keterbatasan sarana dan prasarana pendukung masih menjadi salah satu kendala.
Atas dasar pertimbangan itulah, Pemkab Trenggalek berinisiatif mempercepat pembangunan infrastruktur di tengah menurunnya dukungan anggaran akibat pandemi. Dengan penambahan fasilitas ruang isolasi dan IGD, proses testing, tracing, treatment, hingga vaksin bisa berkesinambungan.
"Kita tahu bahwa saat PPKM kita sempat UGD penuh. Kemudian operasi kita tidak bisa melakukan sendiri, karena kita belum punya ruang operasi yang tekanan negatif. Hanya punya satu unit, padahal kasusnya banyak," ujarnya.
Nur Arifin menargetkan dalam kurun waktu empat bulan proyek tersebut bisa rampung dari perjanjian kontrak pengerjaan selama enam bulan.
Percepatan ini dilakukan untuk mengantisipasi penanganan jika terjadi lonjakan kasus usai libur Natal dan Tahun Baru.
Pembangunan infrastruktur dengan memakai design and build di rumah sakit pelat merah itu adalah proyek terbesar di luar proyek strategis nasional (PSN) di Trenggalek.
"Target di kontrak enam bulan, namun saya minta kepada penyedia empat bulan sudah selesai. Harapannya sudah selesai, mengantisipasi gelombang ke-3 COVID-19, sehingga bisa segera dimanfaatkan. Ini proyek infrastruktur di luar proyek strategis nasional yang nilainya terbesar di Kabupaten Trenggalek. Seingat saya, seperti Pasar Pon itu sudah cukup besar Rp68 miliar," ujarnya.