Banyuwangi (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno menyebut Banyuwangi sebagai salah satu etalase ekonomi kreatif terbaik di Indonesia, saat kunjungan kerja dalam rangka penilaian langsung Desa Wisata Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, yang terpilih sebagai 50 finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
"Khusus di Banyuwangi ini kan etalase ekonomi kreatif terbaik di Indonesia. Kami ingin ekosistem ini tetap hidup dan tidak rusak secara permanen karena minimnya kunjungan wisatawan akibat pandemi. Jadi, ini yang juga akan kami kolaborasikan dengan Bupati Banyuwangi," kata Sandi.
Dalam kesempatan itu, Sandiaga Uno juga hadir di KaTa Kreatif Indonesia dan Apresiasi Kreasi Indonesia yang menghadirkan produk-produk sektor kreatif karya anak muda Banyuwangi. Mulai dari batik yang ramah lingkungan, kaos musikal, web developer, hingga kopi Banyuwangi.
"Hari ini saya sangat happy, saya disuguhi letupan-letupan ekonomi kreatif kreasi anak bangsa yang membanggakan. Saya melihat penopang pariwisata dari sektor kreatif yang terdampak pandemi sekarang mulai bergiat kembali. Kuncinya, kita tangani pandemi ini dengan baik," ujarnya.
Menurut Sandi, Banyuwangi perlu besyukur karena hampir 17 sektor ekonomi berkembang di Banyuwangi.
"Tahun ini adalah tahun ekonomi kreatif untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan. Saya tadi tercengang melihat batik yang ramah lingkungan, ada kaos Tangan Angie yang kaosnya dibuat tidak hanya ramah lingkungan, namun juga ada musikalitasnya untuk kelestarian alam," katanya.
Dari pagi hingga petang, Menteri Sandiaga Uno didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengunjungi sejumlah destinasi dan menggelar pertemuan dengan para pelaku ekonomi kreatif. Saat di Taman Gandrung Terakota contohnya, Ia disuguhkan berbagai kreativitas produk Banyuwangi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut melihat pembuatan barong Banyuwangi. Sandi tampak terpesona dengan keahlian Mustaq Bilal memahat kayu menjadi kepala barong.
Di tempat yang sama, Sandi juga meresmikan Pasar Gandrungan dan Art Exibition. Pasar Gandrungan memvisualisasikan pasar tempo dulu dengan properti, dagangan, dan penjual dengan kostum tradisional, namun menggunakan sistem pembayaran cashless.
"Kita mengharapkan masyarakat desa di Banyuwangi semakin semangat untuk menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya," katanya.
Katanya, pariwisata merupakan penunjang yang akan menjadi pilar dan menopang kehidupan adalah budayanya.
"Jadi orang-orang datang ke sini untuk merasakan (budaya), to experience, to see, and to buy," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Ipuk menambahkan ekonomi kreatif telah menjadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi. Dengan tumbuhnya pariwisata di Banyuwangi, membuat ekonomi kreatif turut berkembang, sehingga memberikan nilai tambah terhadap pembangunan pariwisata itu sendiri.
"Saat ini telah banyak bermunculan anak-anak muda Banyuwangi mengembangkan ekonomi kreatif seperti fesyen, seni pertunjukan, kriya, kuliner, dan musik. Ekonomi kreatif juga bisa menggenjot kinerja destinasi pariwisata," paparnya.
Bupati Ipuk menjelaskan bahwa Banyuwangi terus memfasilitasi berbagai ruang anak-anak muda setempat untuk mengembangkan ekonomi kreatif, dengan pendekatan digitalisasi sehingga pelaku ekonomi kreatif dapat kian mahir teknologi.
"Berbagai pelatihan ekonomi kreatif kami gelar dengan mendatangkan para mentor dan praktisi yang berpengalaman. Kami berikan pendampingan hingga usaha mereka berjalan," katanya.
Ia mencotohkan, program Jagoan Bisnis yang baru saja digelar Banyuwangi. Program ini merupakan ikhitar mencetak ratusan pengusaha muda di Banyuwangi. Sebanyak 555 anak muda mengikuti ajang ini, yang terbagi dalam kategori ide bisnis dan rintisan usaha, dengan total hadiah modal ratusan juta dari Pemkab Banyuwangi.
Selama tiga bulan mereka mengikuti masa inkubasi dengan berbagai mentor berpengalaman. Berbagai profil bisnis, rencana pengembangan usaha, pemasaran, dan prototipe produk dihasilkan dari program ini. Sektor bisnisnya beragam, mulai olahan kuliner, fesyen, jasa, pendidikan, pariwisata, hingga platform digital.
"Banyuwangi juga baru saja menyelesaikan program Jagoan Tani, yang mengajak anak-anak muda menggali potensi pertanian Banyuwangi dari berbagi aspek bisnis pertanian dengan segala sub sektornya," kata Alumni Universitas Negeri Jakarta itu. (*)