Kediri (ANTARA) - Ika Asuh Susanti (33) adalah peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) menilai bahwa program yang dikelola oleh BPJS Kesehatan ini sangat bermanfaat.
Santi, sapaan akrabnya pernah punya pengalaman ia dan keluarganya berkali-kali mendapatkan layanan kesehatan tanpa biaya. Ia pernah dua kali persalinan sesar, sedangkan dua dari tiga orang anaknya masing-masing pernah dirawat selama tiga kali akibat tifus dan kejang.
"Kami sekeluarga sudah bolak-balik ke rumah sakit dan dijamin oleh BPJS Kesehatan. Saya sendiri, orang tua, mertua, dan anak-anak sudah pernah dirawat. Mungkin kalau tidak ada BPJS Kesehatan sapu yang ada di rumah bisa terjual," kata perempuan yang berkerja di sebuah radio swasta di Kota Kediri ini, Kamis.
Santi mengatakan, pada 2020 ia menjalani operasi sesar di Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Kediri. Hal itu dilakukan karena kehamilannya belum berselang dua tahun dari operasi sesar yang sebelumnya, sehingga harus menjalani operasi sesar kembali.
Kondisi tersebut diketahui saat ia menjalani kontrol pra-persalinan. Dokter berpesan agar Santi segera ke rumah sakit setelah mengalami tanda-tanda persalinan.
"Pada tanggal 14 Januari 2020 saya langsung ke IGD RS Bhayangkara. Meskipun masih bukaan satu, saya langsung disiapkan untuk operasi. Memang sudah diatur skenario pelayanan seperti ini supaya saya tidak terlalu merasakan sakit di bekas luka jahitan yang sebelumnya," kata Santi.
Pemulihan pascaoperasi sesar kedua, Santi mengaku tidak berjalan begitu saja. Dirinya sempat mengeluhkan rasa nyeri yang timbul saat harus buang air kecil. Hasil diagnosa menunjukkan bahwa ia mengalami infeksi saluran kemih.
Untuk itu, dirinya menjalani masa pemulihan lebih lama dari yang seharusnya. Ia dirawat di ruang perawatan kelas satu selama satu pekan. Ruang perawatan ini dipilih sendiri olehnya karena sebetulnya ia terdaftar sebagai peserta JKN-KIS kelas dua.
"Sekalinya menggunakan BPJS dengan tambah biaya tetap terasa murah. Awalnya saya perkirakan akan keluar biaya tambahan sekitar Rp2 juta dan kami sudah persiapkan. Ternyata biaya yang kami keluarkan hanya Rp825 ribu saja. Dari total tagihan yang angkanya sekitar Rp12 juta kami hanya dibebani sekian persennya. Manfaat JKN ini luar biasa bagi saya," tutup Santi. (*)