Gresik, Jatim (ANTARA) - Tidak perlu bingung saat membutuhkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Kalimat itu yang selalu ditekankan oleh Anggota Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Gresik, Dedi Hermanto ketika dihubungi seusai melakukan proses percetakan kartu Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) milik sang buah hati yang hilang (Senin, 16/8).
“Saya sudah sering menggunakan JKN-KIS ini. Yang paling saya ingat adalah ketika istri saya melahirkan, dari anak pertama sampai anak ketiga semuanya dibiayai JKN-KIS. Semua saya jalani dengan tenang karena semua biaya dibayarkan oleh JKN-KIS ini,” terang Dedi panggilan akrabnya.
Ketenangan yang Dedi rasakan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, tiga kali proses kelahiran yang dijalani istrinya dengan cara caesar ini selain tidak mengeluarkan biaya dari kantong pribadi juga mendapat pelayanan yang maksimal selama berada di rumah sakit.
"Alhamdulillah selama mendapat perawatan di rumah sakit, dari keseluruhan proses kelahiran mendapat pelayanan yang sangat baik. Tidak ada yang dibedakan sedikit pun dengan pasien umum. Yang terpenting kita ikuti semua alur dan ketentuannya. Jalani semua sesuai indikasi medis, maka semua akan lancar," ujar pria kelahiran 1985 ini.
Bagi Dedi, menjadi peserta JKN-KIS yang telah diikutinya sejak tahun 2009 ini merupakah hal yang sangat penting untuk jaminan kesehatan dirinya dan juga keluarganya. Ia bersyukur keluarganya selalu diberi kesehatan sampai saat ini.
"Ya saya gunakan JKN-KIS ini tidak pernah sampai untuk pengobatan sakit parah yang mungkin menelan biaya hingga ratusan juta rupiah. Saat itu pernah saat anak saya harus rawat inap karena demam tinggi selama 3 hari di rumah sakit. Itu saja, semoga seterusnya kami selalu diberi kesehatan,’’ tutur Dedi.
Warga asal Dusun Srembi Kembangan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik ini mengungkapkan bahwa tidak sedikit pun ada rasa keberatan jika harus dipotong gajinya setiap bulan untuk iuran JKN-KIS.
Menurutnya, hal tersebut ia anggap sebagai tabungan kesehatan keluarganya dan juga sebagai bentuk bantuan untuk peserta JKN-KIS lainnya yang mengalami sakit dan membutuhkan pengobatan dengan biaya yang besar.
"JKN-KIS ini kan sistemnya gotong-royong. Jadi tidak digunakan saat kita sakit saja, tapi bisa membantu orang lain yang sedang sakit. Dan sebaliknya saat kita sakit juga pasti akan dibantu oleh peserta lainnya,’’ ungkapnya.
Dedi lantas berharap agar masyarakat dapat memahami juga program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini, sehingga tidak ada kendala saat membutuhkan pelayanan kesehatan.