Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memberikan perhatian penuh kepada anak-anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal dunia akibat infeksi virus corona (COVID-19) dengan menjamin biaya pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.
Salah satunya, Andika Bayu Prasetyo (Tyo) dan Diana Avisa Aurilia. Tyo dan Diana memiliki satu lagi saudara, yaitu Evan Raisa, yang sedang berada di rumah neneknya di Jember. Ketiga anak tersebut kini menjadi yatim piatu, Ibundanya berpulang pada 26 Juni lalu karena COVID-19, dan tujuh tahun sebelumnya sang ayah, Deni Kurniawan wafat terlebih dahulu.
"Pemkab akan memastikan kebutuhan pendidikan mereka. Beasiswa diberikan terus berkelanjutan. Untuk adik Tyo yang sudah SMA, Dinas Pendidikan telah saya minta untuk memprioritaskan memperoleh beasiswa Banyuwangi Cerdas agar bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi," kata Bupati Ipuk Fiestiandani Azwar Anas di Banyuwangi, Selasa.
Selain itu, lanjut dia, juga berpesan kepada guru-guru sekolah mereka untuk memberikan perhatian lebih. Diserahkan juga beasiswa secara langsung, masing-masing anak menerima Rp2 juta.
Kata Ipuk, pemerintah daerah juga akan mengirimkan sembako secara berkala, yang nantinya ditangani oleh camat yang berkoordinasi dengan Dinas Sosial kabupaten setempat.
Usai Upacara peringati HUT Ke-76 Kemerdekaan RI, Bupati Ipuk menjenguk Tyo dan Dian. Tangis Andika Bayu Prasetyo (Tyo) dan Diana Avisa Aurilia pecah di hadapan Bupati Ipuk.
Mereka bertemu di rumah Tyo dan Diana, yang belum lama ini ditinggalkan selama-lamanya oleh sang ibunda, Vika Dwi Novianti, setelah terpapar virus corona.
Dua anak itu kini ini dirawat oleh tantenya, yang tinggal tidak jauh dari rumah Tyo dan Diana. "Di sini juga tetangga baik semua. Mereka sangat perhatian ke kami. Mereka mendoakan orang tua kami, selalu mendukung kami," kata Tyo di hadapan Bupati Ipuk.
Tyo yang merupakan pelajar SMA kelas X menceritakan tentang ibunya. Vika, sang ibunda, adalah orangtua tunggal (single parent) yang merawat ketiga buah hatinya itu.
Mendiang Vika merupakan tenaga kesehatan di Puskesmas Licin, Banyuwangi. Sempat dirawat di RSUD Blambangan, Vika akhirnya meninggal dunia akibat infeksi COVID-19.
Di hadapan Bupati Ipuk, Diana Avisa Aurilia, siswi kelas 6 SD tak kuasa menahan air mata kerinduan kepada sang ibunda. "Saya akan selalu ingat pesan-pesan Mama. Mama selalu berpesan, kami harus rajin ibadah. Terutama jangan lupa shalat," tuturnya kepada Ipuk.
Bupati Ipuk terlihat terus berusaha menenangkan keduanya. "Kalian adalah anak-anak yang kuat," kata Ipuk terisak sambil memeluk Diana.
"Mama dan ayah pasti bangga kepada Tyo, Diana, dan Evan. Kalian kuat. Jangan lupa, panjatkan doa tiap hari kepada orang tua kalian," kata Ipuk sambil mengelus pundak mereka.
Ipuk juga menceritakan kekagumannya kepada sosok ibunda dari tiga anak tersebut. Vika disebut Ipuk sebagai pahlawan. Sebagai tenaga kesehatan, Vika berada di garda depan penanganan pandemi.
"Mama kalian orang hebat, selalu berjuang untuk orang lain," tutur Ipuk. (*)
Pemkab Banyuwangi jamin biaya pendidikan anak yatim piatu ditinggal orang tua akibat COVID-19
Selasa, 17 Agustus 2021 23:40 WIB