Kediri, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memiliki posyandu khusus untuk menangani pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), sehingga mereka mendapatkan perhatian dan pemeriksaan kesehatan secara khusus dengan layanan terbatas karena masih pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr Fauzan Adima mengemukakan Kota Kediri memiliki enam posyandu jiwa yang ada di Puskemas Campurejo, Puskemas Mrican, Puskesmas Balowerti, Puskesmas Pesantren 2, Puskesmas Kota wilayah Utara dan Puskesmas Kota wilayah Selatan.
"Rencananya akan ada penambahan satu posyandu jiwa, yang akan dikelola oleh Puskesmas Pesantren 1," katanya di Kediri, Sabtu.
Penanggung Jawab Jiwa Dinas Kesehatan Kota Kediri Rena Esti Kota Kediri mengatakan, program posyandu jiwa ini juga sesuai arahan Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Kota Kediri.
"Pelayanan terbaik kami berikan kepada seluruh masyarakat, tidak terkecuali pasien ODGJ," katanya.
Rena mengatakan bahwa posyandu jiwa memiliki peran yang cukup penting untuk perkembangan ODGJ dan masyarakat sekitar. Secara jumlah, dirinya tidak memerinci data.
"Dengan adanya posyandu ini pasien ODGJ dapat meningkatkan kualitas diri, sehingga dapat bersosialisasi dan diterima di masyarakat dengan baik," katanya.
Sementara itu, Penanggung Jawab Program Jiwa Puskesmas Mrican, Kota Kediri Niko Windianto Pradoto menambahkan posyandu jiwa ini ditujukan untuk orang dengan ganguan jiwa, baik yang sudah pengobatan atau belum.
"Posyandu jiwa diadakan setiap dua bulan sekali untuk memantau perkembangan ODGJ yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mrican. Saat ini posyandu jiwa di Puskesmas wilayah utara baru ada di Kelurahan Ngampel saja, namun jika ada warga wilayah lain ingin datang juga diperbolehkan," katanya.
Ia juga menjelaskan selama pandemi COVID-19, layanan posyandu jiwa tetap rutin diselenggarakan dengan mematuhi protokol kesehatan.
"Mengingat saat ini masih pandemi, kegiatan posyandu sedikit berbeda. Biasanya posyandu memberikan kegiatan aktivitas fisik seperti olahraga dan permain kecil, konseling serta pengobatan. Namun saat ini hanya diberikan konseling dan pengobatan saja," kata dia.
Pihaknya berharap dengan layanan kesehatan di posyandu jiwa ini, nantinya pasien ODGJ bisa terkontrol, baik itu pengobatan maupun kesehatannya. Selain itu, layanan ini diharapkan juga bisa menekan angka kemunculan ODGJ baru di Kota Kediri.
"Kalau terdeteksi lebih awal akan lebih baik, sehingga pasien ODGJ bisa memperoleh konseling dan perawatan yang tepat," demikian Nico Windianto Pradoto. (*)