Surabaya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Jawa Timur "jemput bola" dengan menggelar tes usap massal di pusat perbelanjaan menyusul tingkat penularan COVID-19 di "Kota Pahlawan" itu yang naik dari lima menjadi sembilan persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Rabu, mengatakan tes usap massal akan terus dilakukan dengan menyasar sejumlah lokasi yang menjadi titik kumpul masyarakat.
"Jadi tidak hanya di pasar saja, mal-mal yang ada kerumunan juga dilakukan tes. Bahkan, semua tempat yang ada kerumunannya, termasuk di warung-warung akan dites," katanya.
Dengan begitu, pihaknya berharap, warga bisa semakin taat protokol kesehatan (prokes) sehingga penularan COVID-19 di Kota Surabaya bisa ditekan.
Dia menyebut tes usap massal sudah mulai digelar di Pasar Atom pada Senin (14/6) dan dilanjutkan di Pusat Grosir Surabaya (PGS) pada Selasa (15/6).
Dia menyebut sekitar 448 orang menjalani tes usap di PGS.
"Alhamdulillah semuanya berkenan dites usap. Mereka satu toko 'swab'-nya (tes usap) bergantian, satunya menjaga toko satunya lagi 'swab'. Untuk hasilnya, 2-3 hari mendatang keluar," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada kesempatan sebelumnya menjelaskan tingkat penularan COVID-19 di Kota Surabaya naik menjadi sembilan persen dari sebelumnya usai Lebaran masih di kisaran lima persen atau dalam posisi aman.
"Ketika ada kenaikan dari lima persen menjadi sembilan persen di Surabaya, maka berarti ini merupakan alarm dan 'warning' (peringatan). Berarti harus hati-hati, saya harus 'warning' betul harus tetap menjaga protokol kesehatan," katanya.
Tingkat penularan COVID-19 merupakan rasio antara jumlah orang yang mendapatkan hasil positif COVID-19 melalui tes dengan total jumlah tes yang dilakukan.
Oleh karena tingkat penularan naik, Pemkot Surabaya gerak cepat untuk terus mengantisipasinya, salah satunya dengan memasifkan kembali tes usap secara massal. (*)