DPRD Kota Surabaya meminta Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mengoptimalkan layanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Surabaya Timur yang akan dibuka pada Oktober 2024.
Anggota DPRD Surabaya Akmarawita Kadir di Surabaya, Selasa memberikan beberapa catatan sebelum rumah sakit baru tersebut beroperasi karena untuk mengoperasikan rumah sakit baru sifatnya memang tidak bisa langsung, melainkan bertahap.
"Jadi untuk pembuatan rumah sakit, bahkan jenjangnya juga tidak bisa langsung. Jadi kita harus dari tipe C dulu, kemudian tipe B. Jadi sebenarnya prinsipnya tidak mengganggu pelayanan-pelayanan di Kota Surabaya. Malah membantu intinya," katanya.
Ia mengatakan, jika rumah sakit baru tersebut beroperasi hal pertama yang bisa dijalankan yaitu pelayanan rawat jalan dengan dokter-dokter dan para medis dari puskesmas atau bisa dari rumah sakit lain.
"Saya harapkan dengan adanya rumah sakit yang baru dibuka ini secepat mungkin secara optimal itu harus sudah siap SDM-nya. Baik dokter, perawat maupun peralatan-peralatan, hingga fasilitasnya," ucapnya.
Ia berharap, adanya rumah sakit baru ini juga dilengkapi dengan ruang rawat inap standar. Sehingga masyarakat nanti tidak perlu antre ketika berobat.
Selain itu, pihaknya juga meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya untuk mengoptimalkan fasilitas tersebut untuk masyarakat.
"Adanya rumah sakit baru di rumah sakit Surabaya Timur ini mampu mengurangi antrian yang kelas tiga khususnya itu di tempat-tempat rumah sakit yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya. Jadi ini bisa memecah antrian sehingga pelayanan kesehatan itu lebih optimal lagi. Dan ini harus serius, dinas kesehatan harus betul-betul memberikan sistem yang optimal jangan sampai menggunakan tenaga kesehatan dari rumah sakit atau puskesmas ini secara berlama-lama atau jangka waktu lama," katanya.
Anggota DPRD Surabaya Akmarawita Kadir di Surabaya, Selasa memberikan beberapa catatan sebelum rumah sakit baru tersebut beroperasi karena untuk mengoperasikan rumah sakit baru sifatnya memang tidak bisa langsung, melainkan bertahap.
"Jadi untuk pembuatan rumah sakit, bahkan jenjangnya juga tidak bisa langsung. Jadi kita harus dari tipe C dulu, kemudian tipe B. Jadi sebenarnya prinsipnya tidak mengganggu pelayanan-pelayanan di Kota Surabaya. Malah membantu intinya," katanya.
Ia mengatakan, jika rumah sakit baru tersebut beroperasi hal pertama yang bisa dijalankan yaitu pelayanan rawat jalan dengan dokter-dokter dan para medis dari puskesmas atau bisa dari rumah sakit lain.
"Saya harapkan dengan adanya rumah sakit yang baru dibuka ini secepat mungkin secara optimal itu harus sudah siap SDM-nya. Baik dokter, perawat maupun peralatan-peralatan, hingga fasilitasnya," ucapnya.
Ia berharap, adanya rumah sakit baru ini juga dilengkapi dengan ruang rawat inap standar. Sehingga masyarakat nanti tidak perlu antre ketika berobat.
Selain itu, pihaknya juga meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya untuk mengoptimalkan fasilitas tersebut untuk masyarakat.
"Adanya rumah sakit baru di rumah sakit Surabaya Timur ini mampu mengurangi antrian yang kelas tiga khususnya itu di tempat-tempat rumah sakit yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya. Jadi ini bisa memecah antrian sehingga pelayanan kesehatan itu lebih optimal lagi. Dan ini harus serius, dinas kesehatan harus betul-betul memberikan sistem yang optimal jangan sampai menggunakan tenaga kesehatan dari rumah sakit atau puskesmas ini secara berlama-lama atau jangka waktu lama," katanya.