Gresik (ANTARA) - Kabupaten Gresik memulai sekolah atau pembelajaran tatap muka (PTM) untuk tingkat pendidikan SD dan SMP pada Senin (19/4), setelah melakukan evaluasi sistem pengaturan jam belajar, kapasitas murid, serta durasi sekolah.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani pada kegiatan evaluasi kesiapan pembelajaran tatap muka di Gresik, Jumat, mengajak seluruh komponen yang berkompeten untuk terus mengevaluasi kesiapan sekolah tatap muka tersebut. Setelah SD dan SMP akan dilanjutkan untuk TK dan PAUD.
"Mulai Senin (19/4), siswa SD dan SMP di Gresik sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka. Kegiatan belajar mengajar akan diawali pelaksanaan Ujian Sekolah untuk siswa Kelas 6 SD dan SMP," kata Gus Yani, panggilan akrab Fandi Akhmad Yani.
Sementara pada rakor evaluasi pembelajaran tatap muka, Gus Yani meminta untuk mengevaluasi kembali Peraturan Bupati Gresik Nomor 50 Tahun 2020 yang ditetapkan pada 3 Desember 2020.
Perbup itu adalah tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka di masa Transisi Menuju Tatanan Normal Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kabupaten Gresik.
"Saya harap Perbup 50 tahun 2020 itu disesuaikan dengan keadaan saat ini yang sedang berlaku di Kabupaten Gresik, misalnya tentang larangan yang ada di perbup tersebut bahwa siswa dilarang naik kendaraan umum, guru di luar Gresik dilarang mengajar," katanya.
Gus Yani juga meminta agar semua yang hadir memberikan solusi yang paling aman dan tidak berisiko, karena semua guru di Gresik sudah mendapat vaksin.
"Kami minta Dinkes Gresik juga memberikan vaksin kepada masyarakat pendidikan yang lain misalnya penjaga sekolah, tukang kebun dan lain-lain yang ada di sekolah tersebut," katanya.
Terkait laporan dari pihak Diknas karena masih adanya sekolah yang belum siap melengkapi sarana prasarana untuk pembelajaran tatap muka, Gus Yani meminta kepada pihak Diknas untuk mendampingi.
"Jadi, sekolah yang belum siap tersebut tetap memulai pembelajaran tatap muka didampingi oleh pihak Diknas," tuturnya.
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah juga meminta agar Dinas juga membantu semua SD dan SMP agar bisa memulai pembelajaran tatap muka secara bersamaan.
"Bila ada sekolah yang masih belum siap dan belum memenuhi syarat agar dibantu seoptimal mungkin. Pembelajaran tatap muka ini sudah sangat ditunggu masyarakat. Kami semua sangat menyayangkan apabila ada murid yang sampai dikeluarkan (drop out) dari sekolah karena belum ada kepastian PTM dibuka," kata Bu Min, panggilan akrab Aminatun Habibah.