Malang (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo melakukan peninjauan wilayah-wilayah terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu.
Doni Monardo melakukan pemantauan di salah satu wilayah terdampak cukup parah bencana itu di Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Malang M. Sanusi.
“Kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan seluruh instrumen terkait yang telah sigap memberikan bantuan kepada warga terdampak,” kata Doni.
Ia mengatakan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah sudah berjalan dengan baik dalam upaya penanganan dampak gempa di wilayah itu.
Doni Monardo mengharapkan seluruh instrumen yang melakukan penanganan dampak bencana bisa memberikan peran secara optimal.
Menurut Doni, langkah pemerintah daerah yang segera menyiapkan dapur lapangan, salah satu langkah paling penting karena saat terjadi bencana, pasokan makanan untuk para korban, termasuk para relawan, bisa terpenuhi.
“Demikian juga Tagana yang ada di wilayah Jatim telah langsung sigap membangun dan mendirikan dapur lapangan sehingga warga terdampak bisa mendapatkan pasokan makanan setiap waktu,” kata dia.
Berdasarkan informasi yang ia terima, banyak relawan akan membantu penanganan dampak gempa bumi di Kabupaten Malang.
Ia mengingatkan seluruh warga untuk tetap tenang dalam menghadapi dampak gempa bumi.
“Kita mendapatkan informasi sejumlah pihak dari relawan juga akan bergabung untuk memberikan bantuan kepada warga. Kita begitu banyak menghadapi masalah dengan kegempaan. Karena situasi nasional kita berada di 'ring of fire', yang banyak patahan, banyak risiko untuk gempa,” ujar Kepala BNPB.
Gempa magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Malang pada Sabtu (10/4). Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, sedangkan getarannya dirasakan hingga beberapa wilayah di Jawa Timur.
Dampak gempa itu, tiga orang meninggal dunia, sedangkan kerusakan antara lain 14 sekolah, delapan fasilitas kesehatan, dan enam fasilitas umum, sedangkan 355 rumah rusak ringan, 80 rumah rusak sedang, 27 rumah rusak berat, dan 26 rumah ibadah rusak.