Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya diminta tidak menunda perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) salah satunya rumah milik Lastari (74) di Tembok Dukuh, Bubutan, Kota Surabaya yang roboh saat hujan deras pada Senin (10/1).
"Untuk rumah roboh seperti ini, pada Januari ini, saya minta untuk segera diperbaiki," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat mendatangi rumah roboh di Tembok Dukuh, Surabaya, Senin.
Peristiwa ambruknya rumah milik Lastari ini bermula dari hujan yang terus-menerus pada Senin (10/1). Selain itu diperparah dengan kondisi rumah yang tua karena dimakan rayap dan tidak layak huni.
Bagian yang roboh adalah area depan rumah dan ruang tamu yang juga digunakan sebagai tempat tidur. Saat itu, suami Lastari sedang sakit dan berada di ruang tengah yakni titik rubuhan dan istri sedang shalat, sementara anak-anak mereka sedang bermain diluar.
Total terdapat tujuh jiwa dalam satu rumah yang mendiami tempat tinggal tersebut. Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, seluruh penghuni rumah selamat dari kejadian tersebut.
Menurut Reni, koordinasi terbaru dengan Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat, penanganan bagi pemilik rumah yang terdampak yakni diungsikan terlebih dahulu ke rumah tetangga sekitar untuk sementara waktu sampai usul perbaikan rumah ditindaklanjuti.
Reni mengatakan kondisi rutilahu ini sebenarnya sudah diusulkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya oleh RT setempat dan berkas sudah masuk di Dinsos Surabaya pada 2020 untuk segera diperbaiki. Namun, pengajuan tak kunjung mendapat persetujuan oleh pihak Dinsos karena alasan kondisi pandemi, hingga sampai hari ini rumah tersebut roboh.
Saat ditanya tentang aktivitas pekerjaan penghuni rumah, Reni mengatakan yang bekerja anaknya yang sudah berkeluarga sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga sebagai tukang service AC, yang menanggung kebutuhan hidup sehari-hari tujuh anggota keluarganya.
Ia menyampaikan bahwa kejadian awal tahun ini perlu mendapat perhatian dan evaluasi dari Pemkot Surabaya untuk segera melakukan refocusing dan realokasi anggaran perbaikan rutilahu.
"Pandemi semestinya tidak menghambat dan harus segera ditindaklanjuti, jika ditunda akan membahayakan warga yang tinggal di rumah tersebut, perlu pendataan rutilahu yang prioritas diperbaiki," katanya.
Reni juga menambahkan bahwa Dinsos Surabaya perlu segera melakukan perbaikan karena sudah ada dokumen pengajuan oleh Ketua RT setempat. (*)