Malang (ANTARA) - Tim doktor mengabdi Universitas Brawijaya menginisiasi Kampung Sanan Kota Malang, Jawa Timur, menjadi percontohan kawasan Urban Farming, karena memiliki potensi pengembangan sektor peternakan.
Wakil Rektor bidang kerja sama UB Prof Dr M Sasmito Djati, MS. IPU di Malang, Jumat, mengatakan sektor peternakan itu seperti sentra penggemukan sapi dan pengolahan limbah kotoran menjadi sumber energi alternatif.
"Hal ini menjadikan Sanan sebagi percontohan kawasan urban farming," katanya.
Sasmito mengatakan pihaknya menggandeng dosen Fakultas Peternakan (Fapet) UB, yaitu Dr Kuswati dan Dr Tri Eko Susilorini. Sebagai dosen ahli sapi potong, Kuswati mengatakan kandang ternak di kampung Sanan masih sederhana dan kurang higienis, sehingga bisa memengaruhi laju pertumbuhan sapi.
Perbaikan kandang dapat dilakukan dengan membuat kandang komunal, yakni kandang yang dikelola bersama oleh para peternak.
Akan tetapi, katanya, upaya perbaikan kandang tersebut harus diiringi dengan peningkatan kesadaran peternak untuk mempraktikkan "good farming practice", seperti manajemen pemeliharaan kandang, kandang berkapasitas 10 ekor sapi, pemberian pakan konsentrat sesuai dengan kebutuhan ternak, dan instalansi biogas di bawah kandang.
"Kandang komunal dapat dikelola secara bersama-sama untuk meningkatkan produksi ternak dan sifat kebersamaan dalam kelompok ternak. Selain itu, juga memudahkan manajemen pemeliharaan dan penanganan kotoran ternak, sebagai bahan baku biogas," papar Kuswati.
Sasmito dan Kuswati berharap program pengabdian masyarakat ini mampu menciptaan iklim yang mendorong tumbuh kembangnya peran serta masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, sehingga dapat mempercepat pengembangan wilayah menuju kelurahan yang maju, mandiri, sejahtera, dan ramah lingkungan.
Selain itu, melalui kegiatan pengabdian masyarakat Tim doktor mengabdi bisa mengatasi masalah limbah di Sanan, baik limbah dari industri tempe maupun limbah kotoran ternak, sehingga mampu menambah keterampilan masyarakat dan pendapatan masyarakat.
Kampung Sanan yang terletak di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang dikenal sebagai Sentra Industri Tempe. Sebab, hampir 90 persen masyarakat Sanan berprofesi sebagai pengusaha tempe, mulai dari tingkat mikro hingga skala besar. Selain itu, mereka juga memiliki ternak sapi pedaging sekitar 800 ekor.
Penggemukan sapi dilakukan dengan memanfaatkan limbah pembuatan tempe. Kulit biji kedelai dijadikan sebagai pakan utama, sedangkan limbah cairnya diberikan kepada ternak untuk minum.
Sementara model kandang yang digunakan adalah kandang individu atau kandang tunggal dan ditempatkan pada pinggiran sungai. Maka pembuangan limbah kotoran ternak langsung mengarah ke aliran sungai yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Tim doktor mengabdi Universitas Brawijaya jadikan Kampung Sanan percontohan urban farming
Jumat, 27 November 2020 13:19 WIB