Pasuruan (ANTARA) - Kendati telah sembuh dari penyakit Mioma yang pernah diderita, Rawit masih menjaga keaktifan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang ia punya. Pengalaman pahitnya kala itu membuat dirinya sadar bahwa punya jaminan kesehatan saat ini adalah kebutuhan yang paling utama.
Ditemui usai menghadiri acara sosialisasi di salah satu kecamatan di Kabupaten Probolinggo, Rawit membeberkan kisahnya selama menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
"Awal mulanya daftar dari tahun 2015. Dulu ya iseng karena kepingin aja punya asuransi kesehatan. Daftarnya langsung ikut yang kelas 1 dan semua anggota keluarga saya daftarkan. Alhamdulillah, dari awal ngurus ke kantor tidak ada halangan sampai pas bayar pertama kartunya langsung aktif," ungkap Rawit.
Beberapa bulan usai mendaftar, Rawit bersyukur lantaran tak pernah menggunakan manfaat dari program JKN-KIS tersebut. Dirinya sadar jika program besutan BPJS Kesehatan ini menerapkan sistem gotong royong dengan peserta sehat membantu yang sakit.
Hingga akhirnya, kisah pilu Rawit dimulai 2 tahun berselang. Ia mengungkapkan jika dirinya pernah dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami menstruasi berlebih (pendarahan, red). Ia juga harus rawat inap sampai 2 hari lantaran dokter menyarankan untuk dilakukan kuretase.
"Keluar darahnya banyak sekali terus sama keluarga diantarkan ke rumah sakit. Sebelumnya sempat periksa ke dokter praktik yang ada di Kota Probolinggo. Kemudian kata dokter harus rawat inap dan dikuret karena banyaknya penebalan di sekitar dinding rahim," katanya.
Sejak saat itu, Rawit diharuskan istirahat total sebelum dirinya menjalani kuretase. Ia melakukan rawat inap selama 2 hari untuk seluruh perawatan di rumah sakit.
Rawit mendapat rujukan ke RSUD dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo kala itu. Menurutnya, tak ada kesulitan yang ia temui meskipun baru pertama kali mengakses fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) memanfaatkan kartu Indonesia sehat (KIS).
"Semua pelayanannya (RSUD dr. Moh. Saleh) baik, tidak ada yang dipersulit ingat saya. Terus muncul jadwal kuretnya juga cepat. Hanya bayar selisih biaya kamar saja karena waktu itu pingin di kelas VIP (Very Important Person). Lain-lain alhamdulillah gratis, gak ada biaya lagi," katanya.
Usai menjalani serangkaian perawatan tersebut, Rawit masih harus menjalani sekali kontrol untuk mendapatkan tambahan obat-obatan. Ia senang jatah kontolnya masih gratis lantaran ditanggung program JKN-KIS.
Kini, Rawit telah dinyatakan sembuh dari penyakit Mioma-nya. Tak ada lagi rasa sakit yang ia rasakan sampai harus mengalami pendarahan.
Perempuan dua anak ini punya harapan jika program kebaikan ini harus terus ada bagi masyarakat. Tak lupa dirinya berpesan untuk terus rutin membayar iuran lantaran penyakit jauh lebih mematikan jika tak punya persiapan.
"Karena sakit apa pun tidak ada yang tahu datangnya. Yang penting jaga kesehatan tapi bukan berarti lupa membayar iuran. Saya sudah merasakan sendiri tenangnya. Saat sakit dulu bisa langsung digunakan dan sampai sekarang rutin membayar karena kalau kita sembuh kita sekalian sedekah," kata perempuan asal Tongas-Kabupaten Probolinggo ini. (*)