Surabaya (ANTARA) - Ketua Penilik Domisioner Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro, menyambut baik dibukanya kelenteng setelah ditutup selama tiga bulan terakhir.
"Kami sangat gembira karena ada orang-orang yang peduli dengan kelenteng Tuban karena ini aset negara. Semoga kedamaian ini lancar," ujarnya dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Senin.
Dengan dibukanya kelenteng terbesar di Asia Tenggara itu maka umat bisa melakukan sembahyang secara damai, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19.
Ia berterimah kasih kepada tiga tokoh karena berhasil mendamaikan dua kubu yang berselisih di internal Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio.
Masing-masing, kata dia, Bos Maspion Group Alim Markus , Owner Kopi Kapal Api Soedomo Mergonoto, dan pengusaha Tionghoa asal Surabaya Paulus Welly Afandi.
Sementara itu, Alim Markus mengatakan kelenteng harus dibuka agar seluruh umat bisa sembahyang seperti biasanya.
"Umat harus bersatu dan bangkit lebih besar. Karena tempat ini terkenal, jangan ada penggembokan lagi," katanya.
Hal sama disampaikan Soedomo Mergonoto yang menegaskan tempat ibadah kelenteng bukan miliknya seorang pribadi, tetapi milik umat.
Bos kopi Kapal Api itu menambahkan dua kubu kelenteng yang berselisih pendapat ini telah berkomitmen untuk menyerahkan persoalan ini kepada pihak netral.
"Tujuannya, agar segala persoalan yang ada di sini cepat ada titik terang," tuturnya. (*)