Surabaya (ANTARA) - Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjamim kebebasan beribadah bagi seluruh pemeluk agama di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur jika nantinya terpilih dalam Pilkada Surabaya 2020.
Eri Cahyadi di Surabaya, Senin, mengatakan Kota Surabaya ke depan tidak boleh ada istilah minoritas dan mayoritas agama dalam menjalankan ibadah. Semua masyarakat Surabaya harus mendapatkan hak yang sama dalam melaksanakan ibadah.
"Saya juga tidak ingin di Kota Surabaya masih ada paham radikalisme yang merusak tatanan kehidupan masyarakat di Surabaya. Insya Allah, jika saya jadi wali kota maka saya akan tetap memerangi paham dan kelompok radikal di Surabaya," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan memantapkan program kerukunan antarumat beragama dan menjamin kebebasan beribadah bagi seluruh agama khususnya kepada anak-anak sejak dini di sekolah-sekolah.
Eri sendiri juga monyoroti perkembangan anak di tengah toleransi antarumat beragama. Hal tersebut disampaikan Eri dalam acara silahturahmi dengan Indolink di Surabaya, Minggu (25/10).
"Saya ingat zaman dulu waktu sekolah di dalam satu kelas masih ada campuran murid dari Jawa, Arab dan China. Kenapa saat ini tidak ada yang seperti itu?. Insya Allah kalau saya terpilih akan memunculkan kembali sekolah seperi itu," katanya.
Diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 1 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 2 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo. (*)