Penampilan seni Jula-Juli Machfud-Mujiaman presentasikan karakter warga Surabaya
Minggu, 27 September 2020 9:53 WIB
Salah satu cara ampuh meraih simpati publik adalah dengan menunjukkan adanya kesamaan ego dan budaya. Kalau sudah begitu, kan perasaan dekat jadi muncul
Surabaya (ANTARA) - Sosiolog Politik Universitas Negeri Surabaya Agus Mahfud Fauzi menilai penampilan seni kidungan Jula Juli pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin (MA) dan Mujiaman dalam deklarasi kampanye damai mempresentasikan karakter warga asli Surabaya.
"Salah satu cara ampuh meraih simpati publik adalah dengan menunjukkan adanya kesamaan ego dan budaya. Kalau sudah begitu, kan perasaan dekat jadi muncul," kata Agus Mahfud di Surabaya, Minggu.
Seperti diketahui KPU Surabaya menggelar Parade Kesenian dan Deklarasi Kampanye Damai jelang Pilkada Surabaya 2020 di Singgasana Surabaya pada Sabtu (26/9) malam.
Acara tersebut dihadiri paslon dengan nomor urut 2 yakni Machfud Arifin dan Mujiaman. Paslon nomor urut 1 dihadiri Cawawali Surabaya Armuji, sedangkan Cawali Eri Cahyadi berhalangan hadir. Kesenian kidungan Jula-Juli dibawakan langsung Cawawali Mujiaman, sedangkan Cawawali Armuji melakukan orasi dan menyanyikan lagu-lagu kampanye dengan diiringi kelompok pengamen jalanan.
Pemilihan Jula Juli, menurut Agus Mahfud mendapatkan perhatian tersendiri. "Jula juli itu ya warga Surabaya itu, terbuka, original dan tidak dibuat-buat. Jula juli itu juga wujud dari ceplas ceplosnya warga Surabaya," katanya.
Sementara itu, Direktur Sejahtera Initiatives Eko Ernada berpendapat ketidakhadiran Eri Cahyadi bisa menimbulkan spekulasi terkait kondisi kesehatannya.
"Ini kan lagi masa pandemi ya. Jadi sangat mungkin kita jadi bersepekulasi, apakah ini terkait COVID-19 atau tidak. Namun, terlepas dari itu ketidakhadiran itu menunjukan tidak menghargai proses demokrasi yang sedang berjalan," ujar Eko.
Menurut dia, Eri Cahyadi harus menjelaskan terkait alasan ketidakhadirannya secara jelas kepada publik.
"Bukan hanya ke komisioner, tapi juga ke publik. Ini untuk menunjukkan dia punya komitmen. Kalau tidak, dan cuek cuek aja, ya masyarakat bisa menilai, dan sangat disayangkan jika tidak hadir," katanya.
Ia menegaskan menghargai itu indikatornya mengikuti rangkaian demokrasi yang berlangsung, selain itu wujud menghargai juga bagian dari komitmen paslon dalam mengikuti proses demokrasi, sesuai aturan yang ada.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya Nur Syamsi memastikan jika pihaknya telah mengundang dua pasangan calon untuk hadir acara Parade Kesenian dan Deklarasi Kampanye Damai.
Diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 1 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 2 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai NasDem. (*)
"Salah satu cara ampuh meraih simpati publik adalah dengan menunjukkan adanya kesamaan ego dan budaya. Kalau sudah begitu, kan perasaan dekat jadi muncul," kata Agus Mahfud di Surabaya, Minggu.
Seperti diketahui KPU Surabaya menggelar Parade Kesenian dan Deklarasi Kampanye Damai jelang Pilkada Surabaya 2020 di Singgasana Surabaya pada Sabtu (26/9) malam.
Acara tersebut dihadiri paslon dengan nomor urut 2 yakni Machfud Arifin dan Mujiaman. Paslon nomor urut 1 dihadiri Cawawali Surabaya Armuji, sedangkan Cawali Eri Cahyadi berhalangan hadir. Kesenian kidungan Jula-Juli dibawakan langsung Cawawali Mujiaman, sedangkan Cawawali Armuji melakukan orasi dan menyanyikan lagu-lagu kampanye dengan diiringi kelompok pengamen jalanan.
Pemilihan Jula Juli, menurut Agus Mahfud mendapatkan perhatian tersendiri. "Jula juli itu ya warga Surabaya itu, terbuka, original dan tidak dibuat-buat. Jula juli itu juga wujud dari ceplas ceplosnya warga Surabaya," katanya.
Sementara itu, Direktur Sejahtera Initiatives Eko Ernada berpendapat ketidakhadiran Eri Cahyadi bisa menimbulkan spekulasi terkait kondisi kesehatannya.
"Ini kan lagi masa pandemi ya. Jadi sangat mungkin kita jadi bersepekulasi, apakah ini terkait COVID-19 atau tidak. Namun, terlepas dari itu ketidakhadiran itu menunjukan tidak menghargai proses demokrasi yang sedang berjalan," ujar Eko.
Menurut dia, Eri Cahyadi harus menjelaskan terkait alasan ketidakhadirannya secara jelas kepada publik.
"Bukan hanya ke komisioner, tapi juga ke publik. Ini untuk menunjukkan dia punya komitmen. Kalau tidak, dan cuek cuek aja, ya masyarakat bisa menilai, dan sangat disayangkan jika tidak hadir," katanya.
Ia menegaskan menghargai itu indikatornya mengikuti rangkaian demokrasi yang berlangsung, selain itu wujud menghargai juga bagian dari komitmen paslon dalam mengikuti proses demokrasi, sesuai aturan yang ada.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya Nur Syamsi memastikan jika pihaknya telah mengundang dua pasangan calon untuk hadir acara Parade Kesenian dan Deklarasi Kampanye Damai.
Diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 1 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 2 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai NasDem. (*)