Ponorogo (ANTARA) - Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, berubah status dari sebelumnya zona kuning atau risiko rendah menjadi zona oranye atau risiko sedang, imbas ditemukannya kasus baru dari klaster Ronowijayan yang memapar hingga 10 orang warga sekitar.
"Perubahan status ini karena beberapa hari kemarin di Ponorogo terjadi penambahan kasus cukup signifikan," kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni di Ponorogo, Jumat.
Total kasus konfirmasi positif COVID-19 di Ponorogo hingga berita ini ditulis tercatat sejumlah 77 orang. Rinciannya, 33 orang sembuh, tiga meninggal, dua orang menjalani isolasi mandiri, delapan orang isolasi di shelter dan 31 dirawat di ruang-ruang isolasi RSUD dr Hardjono, Ponorogo.
Pada Kamis (9/7) saja, di Ponorogo ada 11 kasus baru. Jumlah itu sedikit lebih tinggi dibanding sehari sebelumnya yang tercatat enam kasus.
Menurut Ipong, perubahan zona ini terutama dipicu oleh klaster Ronowijayan.
Peringkat zona itu ditentukan tingkat penularan, bukan jumlah kasus. Seperti klaster Ronowijayan itu semula satu pasien sekarang menjadi 10 pasien. Kalau klaster Gontor belum, karena terkonfirmasi positifnya hampir dikatakan bersamaan, bukan tertular.
"Yang bikin oranye karena tingkat penularan di klaster Ronowijayan," kata Bupati Ipong di Pringgitan Rumah Dinas Bupati Ponorogo.
Bupati Ipong menambahkan penambahan 11 kasus baru hari ini, empat pasien dari subklaster Kendari, tiga dari klaster Panjeng (Jenangan), satu dari Desa Joresan, Kecamatan Mlarak, anak dari PDP yang meninggal beberapa waktu lalu, dan tiga dari klaster Ronowijayan (Siman).
"Total sekarang dari klaster Ronowijayan sudah 10 orang, apakah nanti akan diisolasi, kami masih akan mempertimbangkan, sebenarnya penelusuran kontak (contact tracing) sudah ditemukan dan untuk yang subklaster Kendari, kami sudah melakukan rapid test 145 orang, 11 reaktif dan hasil usapan (swab) 10 positif dan 1 negatif," katanya.
Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut, Bupati Ipong akan memanggil Kepala Desa Panjeng, Patihan Kidul, dan Lurah Ronowijayan untuk menentukan sikap dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 di wilayahnya.
Bupati juga terus mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Sampai saat ini belum ada vaksin virus ini, tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan dalam melakukan aktivitas di luar," katanya.