Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) membuat robot pembersih lantai dan ruangan untuk ruang isolasi pasien COVID-19 dengan delapan fungsi yang dinamakan robot Ivana 1.0.
"Robot Ivana merupakan pengembangan dari Robot Servis atau Rose yang sebelumnya juga pernah dibuat," kata Rektor ITTS Tri Arief Sardjono di Surabaya, Rabu.
Berbeda dengan Rose, robot Ivana memiliki kendali jarak jauh yang dilengkapi sistem kontrol secara otomatis. Selain difungsikan sebagai alat sterilisasi ruangan, robot Ivana juga didesain untuk membawa makanan.
"Fungsi lain di bagian atas tempat sensor ultrasonik untuk deteksi jarak. Karena robot bisa dijalankan dengan menggunakan mode utama, yakni satu remote control dengan kecepatan 2,4 Ghz dan otonomus yang bisa menggunakan line tracer dengan sifat magnetik agar tidak terpengaruhi cahaya. Kedua ultrasonik dengan menyusuri dinding," kata Tri.
Penggunaan ultrasonik, lanjut Arif, lebih efektif untuk lorong ruang isolasi karena bisa disetel sesuai dengan jarak yang diinginkan.
Sementara enam fungsi robot Ivana lainnya terletak di bagian bawah yang dilengkapi enam fungsi, yakni nozzle berfungsi untuk penyemprotan desinfektan, wiper untuk pengumpul cairan, vacuum untuk penyedot cairan, sponge pembersih untuk pengering lantai, blower untuk penyemprotan udara kering, bottom ultraviolet untuk sterilisasi virus di lantai dan vertical UV untuk sterilisasi virus di ruangan.
"Fungsi sinar UV ini untuk memastikan bahwa bakteri dan virus yang menempel di lantai sudah mati. Jadi, kita memang desain 8 in one atau delapan fungsi dalam satu robot yang bisa digunakan untuk sterilisasi ruang isolasi rumah sakit," katanya.
Arif menjelaskan delapan fungsi yang dimiliki Ivana merupakan penyederhanaan platform robot. Mengingat biaya untuk sekali platform robot terbilang mahal, yakni menghabiskan Rp75 juta hingga Rp100 juta.
"Kami buat multiplatform. Bagian atas bisa digunakan UV dan bisa diganti dengan rak makanan. Bagian bawah untuk sterilisasi ruang. Ke depan akan kita lengkapi dengan video call atau camera," ujar dia.
Sementara itu, salah satu tim pembuat robot, Putu Duta Hasta Putra, menambahkan kesulitannya dalam pembuatan robot yakni pada pengerjaan maintenence atau penggabungan vacuum cleaner, lampu UV, wipper dan sponge pembersih.
"Kapasitas energi untuk pembuatan robot ini sekitar 12 volt dengan pembuatan sekitar enam bulan," kata mahasiswa Fakultas Teknik Elektro semester IV ini.
Selain Duta, tiga mahasiswa lainnya juga tergabung dalam pembuatan robot Ivana. Mereka adalah Moch Fauzan Rasyid dari Teknik Elektro, Dito Hewijulianto dari Teknik Komputer, dan Maulana Achmad Rozaq dari Teknik Telekomunikasi.