Trenggalek (ANTARA) - Seorang pencari kerja asal Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, masuk karantina COVID-19 di daerahnya setelah dia secara sukarela dan mandiri melakukan pemeriksaan tes usap atau swab PCR di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya Raya dengan hasil positif corona.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Trenggalek dr. Murti Rukiyandari mengatakan pencari kerja berusia 54 tahun berlatar pekerjaan tambang di Papua yang dia sebut dengan label pasien ke-15 itu dirujuk untuk menjalani karantina di shelter asrama BKD Trenggalek setelah hasil swab-nya keluar dengan konfirmasi positif SARS-CoV-2.
"Yang bersangkutan ini melakukan swab PCR secara mandiri (sukarela) ke salah satu rumah sakit swasta di Gresik pada 4 Juni dan pada 10 Juni hasil swab test keluar dengan keterangan positif COVID-19," papar dr. Murti di Trenggalek, Sabtu.
Tes usap dilakukan pria paruh baya asal Desa Petung, Kecamatan Dongko, itu setelah pencari kerja dengan pengalaman spesialis drylling di proyek pertambangan ini kembali mendapat panggilan kerja di sebuah perusahaan pertambangan di luar Jawa.
Pasien nomor 15 itu tak sendirian. Disebut dr. Murti, enam dari 22 orang lain yang melakukan tes usap bersamaan di rumah sakit yang sama juga terkonfirmasi positif corona.
"Enam orang ini termasuk dua orang teman pasien 15 yang duduk di depan dan di belakangnya saat menunggu giliran dilakukan pengetesan," katanya.
Atas hasil itu, pada 11 Juni pasien 15 ini datang ke IGD RSUD dr Soedomo Trenggalek untuk mengonsultasikan hasil tes usap yang diterimanya.
Mengingat hasilnya positif COVID-19, selanjutnya yang bersangkutan diisolasi di asrama BKD guna dipantau perkembangan penyakitnya.
Sementara hasil penelusuran yang dilakukan oleh Gugus Tugas COVID-19, ditemukan 24 orang kontak erat yang semuanya sudah dilakukan pemeriksaan rapid test pada 11-12 Juni dengan hasil nonreaktif. ODP dari pasien 15 ini terdiri dari keluarga, saudara, tetangga yg semuanya dari Desa Petung dan Cakul, Kecamatan Dongko dan seorang sales dari Tulungagung.
Lanjut dr. Murti, penularan dari pasien ini dimungkinkan dari tiga klaster yang sudah teridentifikasi dari kasus-kasus yang sudah teridentifikasi di Trenggalek, yakni kluster Pasar Dongko, klaster Ramadan, dan klaster Surabaya.
"Karena itu pemerintah mengimbau kepada seluruh masyarakat yang merasa pernah berkontak-erat dengan pasien-15 ini untuk menghubungi petugas sehingga memudahkan pemerintah untuk mentracing klaster ini," katanya.
Merujuk kejadian ini, pemerintah Kabupaten Trenggalek segera menetapkan kawasan disiplin jaga jarak fisik di lokasi sekitar titik isolasi mandiri ODP, serta memberikan edukasi kepada warga masyarakat di sekitar kawasan disiplin untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan.
Warga juga diminta untuk mensupport, baik secara fisik maupun psikologis kepada keluarga pasien maupun keluarga ODP dengan harapan imunitas mereka tetap terjaga baik.