Trenggalek (ANTARA) - Seorang perantau yang bekerja di sebuah pabrik industri di Mataram, Nusa Tenggara Barat, gagal balik ke tempat kerjanya usai beberapa hari pulang kampung ke rumah orang tuanya di Desa Sukowetan, Trenggalek, dan terkonfirmadi positif corona atau COVID-19.
"Ini pasien ke-28 yang berhasil kami deteksi dan telah dilakukan tindakan karantina guna mencegah penularan lebih lanjut," kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kabupaten Trenggalek dr. Murti Rukiyandari dalam rilis resmi yang diterima ANTARA di Trenggalek, Jumat.
Kepastian perantau asal Trenggalek itu terinfeksi COVID-19 setelah petugas kesehatan mengambil spesimen hasil tes usap di RSUD dr. Soedomo Trenggalek pada 28 Juni dan tiga hari berikutnya (1/6) hasilnya keluar dengan status terkonfirmasi positif corona.
"Tanggal 1 Juli hasil tes usap keluar, pasien dinyatakan positif COVID-19 dan selanjutnya dilakukan isolasi di asrama COVID-19 Trenggalek selama 14 hari ke depan," katanya.
Dari kasus ini, lanjut dia, terdapat tujuh kontak erat, yakni ayah pasien, istri dan dua orang anak, ditambah tiga orang karyawan toko seluler tempat pasien 28 ini sempat diketahui membeli ponsel.
"Patut disyukuri hasil tes cepat semuanya nonreaktif. Melihat riwayat perjalanan yang bersangkutan, pasien ke-28 ini terindikasi tertular dari perjalanan Mataram hingga ke Trenggalek," katanya.
Dengan tambahan satu kasus baru ini, Pemkab Trenggalek segera mengambil beberapa langkah penanganan, di antaranya melakukan isolasi kepada pasien ke-28 di ruang isolasi Asrama COVID-1 Trenggalek untuk dipantau perkembangan kesehatannya.
Dijelaskan dr. Murti, pasien ke-28 itu berjenis kelamin laki laki umur 37 tahun dengan alamat KTP di Desa Sukowetan Kecamatan Karangan.
Pasien ini mempunyai riwayat terpapar, karyawan Pabrik di Mataram, NTB.
Pasien ke-28 ini kemudian pada 13 Juni melakukan perjalanan pulang dari Mataram ke Jawa Timur setelah terlebih dulu melakukan tes cepat di NTB dengan hasil nonreaktif.
Sampai di Juanda pada 14 Juni, yang bersangkutan bersama dua rekannya dari Blitar dan Tulungagung , melanjutkan perjalanan ke daerah asal masing-masing.
Tiba di kampung halaman di Desa Sukowetan, Kecamatan Karangan, ia sempat menjalani isolasi mandiri beberapa hari, hingga akhirnya pada akhir Juni berniat balik ke Mataram.
Ia kemudian menjalani proses tes cepat sebagai syarat perjalanan ke luar pulau. Namun, hasil tes cepat kali ini reaktif sehingga dia diminta melakukan pemeriksaan lanjutan di RSUD dr Soedomo, Trenggalek.