Trenggalek (ANTARA) - Seorang pasien penderita COVID-19 di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dipastikan sembuh setelah dua kali menjalani swab mandiri di laboratorium swasta dan hasilnya selalu negatif.
Kabar kesembuhan itu diumumkan langsung oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung Mochamad Nur Arifin dalam siaran langsung secara daring dari Gedung Smart Centre di Trenggalek, Sabtu.
"Dinyatakan sembuh karena pada 13 Mei, melalui salah satu laboratorium swasta (Prodia) hasil swab test dinyatakan negatif. Terus pada 18 Mei kembali di swab di Lab Premiere dan hasilnya juga negatif," kata dia.
Pasien yang sembuh itu merupakan pasien 04, jenis kelamin pria, usia sekitar 43 tahun.
Pasien 04 merupakan orang terakhir sejak berita ini ditulis yang terkonfirmasi positif corona setelah hasil swab tenggorokannya di Laboratorium Balitbangkes, Kemenkes, Jakarta turun pada 12 Mei.
Hasil swab itu rupanya tidak memuaskan yang bersangkutan sehingga memilih upaya swab mandiri ke lab Prodia keesokan harinya dan ternyata hasilnya (diklaim) negarif.
"Karena dua kali hasil swab test negatif maka pasien ini telah dinyatakan sembuh dari virus corona, sedangkan kontak erat pasien 04 yang terdiri dari istri, tiga anak dan satu menantu telah menjalani isolasi lebih dari 14 hari dan 'rapid tes' (tes cepat) dua kali nonreaktif," katanya.
Merujuk hasil itulah, Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin mengambil beberapa langkah, salah satunya memerintahkan kepada Dinas Kesehatan menerbitkan surat keterangan sehat kepada pasien 04.
Meskipun sudah sembuh, pasien 04 harus tetap disiplin memakai masker, melakukan jaga jarak, dan diimbau sering cuci tangan atau mematuhi protokol kesehatan.
Dengan hasil swab yang negatif dan pasien 04 dinyatakan sembuh, maka pasien COVID-19 tersisa tiga orang, yaitu pasien 02, 03, dan 05. Mereka masih menjalani isolasi.
Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin juga melakukan upaya pelacakan dengan melakukan tes cepat terhadap kurang lebih 1.000 orang di beberapa titik keramaian, mulai klaster pusat keramaian, pendatang dan beberapa klaster lainnya, di mana 14 di antaranya reaktif.
Ia mengimbau masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus.
Nur Arifin juga menegaskan meskipun tes cepat hasilnya reaktif bukan berarti pasien positif corona.
Status positif berdasar atas hasil tes swab dan semua yang reaktif tes cepat sudah dilakukan swab oleh Dinas Kesehatan.
Terkait dengan Idul Fitri, ia mengimbau masyarakat melaksanakan Shalad Id di rumah bersama keluarga, sedangkan silaturahim secara virtual.