Magetan (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menyatakan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona jenis baru penyebab COVID-9 di wilayah itu bertambah tiga orang dari sebelumnya, sehingga totalnya menjadi 33 orang.
"Sesuai data, ada tiga tambahan kasus yang hasil tes swabnya positif COVID-19 di Magetan. Tiga orang tersebut berasal dari Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan," kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Magetan Saif Muchlissun kepada wartawan, Selasa di Magetan.
Menurut dia, tiga kasus tambahan positif COVID-19 di Magetan tersebut sesuai yang diumumkan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Senin (27/4) malam.
Adapun, rinciannya, dari tiga orang tambahan positif COVID19 tersebut, dua orang di antaranya merupakan santri Pondok Pesantren (ponpes) di Temboro asal Malaysia dan seorang lainnya merupakan warga Desa Temboro.
Ketiga pasien tambahan tersebut saat ini telah diisolasi di tempat khusus yang disediakan oleh pihak Ponpes Temboro. Lokasi tersebut juga untuk mengisolasi 16 pasien santri yang telah dinyatakan positif COVID-19 lebih dulu dan santri lainnya yang hasil "rapid test"-nya reaktif.
Dengan tambahan tiga pasien positif tersebut, maka total pasien positif COVID-19 di Magetan menjadi 33 orang dari sebelumnya 30 orang.
Ia mengatakan, dari jumlah tersebut, delapan di antaranya telah sembuh, satu meninggal dunia, dan sisanya dirawat di berbagai lokasi. Mulai RSUD dr Soedono Madiun, RSUD dr Sayidiman Magetan, dan Ponpes di Temboro.
Untuk santri positif COVID-19 yang dirawat di ponpes memang tidak dirawat di rumah sakit. Hal itu karena semuanya tidak mengalami gejala terpapar virus corona alias orang tanpa gelaja (OTG). Meski begitu, tetap dalam pemantauan petugas medis.
Ia menyebut bahwa pasien yang dirawat di RSUD hanya yang menunjukkan gejala sedang, berat, dan kritis. Jika hanya mengalami gejala ringan dan tanpa gejala cukup menjalani isolasi mandiri.
Hingga saat ini Pemkab Magetan masih melakukan karantina di wilayah Desa Temboro. Akses masuk ke desa tersebut sangat diperketat. Warga luar Desa Temboro dilarang masuk, baik ke kampung atau ke pondok pesantren. Hal itu guna memutus rantai penyebaran virus corona, demikian Saif Muchlissun.