Surabaya (ANTARA) - Puluhan wastafel atau tempat mencuci tangan dan muka yang dipasang Pemerintah Kota Surabaya di sejumlah lokasi di Kota Pahlawan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19, dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Jadi, ini ada yang merusak. Ada tempat sabun yang rusak, pecah dan patah," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Kota Surabaya, Robben Rico, di Surabaya, Rabu.
Baca juga: Mudahkan warga cuci tangan, fasilitas umum Surabaya dipasangi wastafel portabel
Selain rusak, lanjut dia, ada 14 lokasi yang salah satu item dari wastafel itu hilang. Salah satu contohnya terdapat di pintu Gelora Tambak Sari, mulai dari tempat air, tisu dan tempat sabun tidak ada di tempat.
Bahkan, kata dia, 13 titik lainnya yang ada di taman, puskesmas, pasar juga beberapa item hilang dan ada pula yang rusak. "Paling banyak yang tidak ada di tempat adalah tempat sabun dan wastafel. Ada juga yang krannya patah," ujar Robben.
Baca juga: 140 wastafel portable dipasang di fasilitas umum Surabaya
Menurut dia, pemasangan wastafel yang sudah mendekati angka seribu ini bertujuan agar masyarakat dapat secara masif melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 melalui gerakan cuci tangan dan cuci muka.
Ia menegaskan, wastafel yang telah dipasang tersebut adalah milik bersama dan untuk kepentingan bersama pula. Makanya, dalam hal ini masyarakat diminta untuk memanfaatkan dan menjaga alat ini sebaik mungkin, bukan malah merusaknya.
"Wastafel yang rusak sudah diperbaiki lagi. Kami minta warga bersama-sama menjaga dan mengawasinya," katanya.
Baca juga: Risma imbau warga Surabaya manfaatkan wastafel portabel
Tidak hanya itu, kata dia, melalui beberapa aplikasi yang sudah disiapkan pemkot, pihaknya berharap masyarakat ikut memantau alat ini. Ia mencontohkan jika ditemui tandon persediaan air habis, sabun habis dapat melaporkan langsung ke Command Center 112.
"Kami sangat berterima kasih bila ada laporan semacam itu, selain bersama-sama menjaga, warga juga kami harap menyampaikan kondisi nyata di lapangan," ujar dia.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto menambahkan ini adalah paradigma baru untuk masyarakat yang belum membiasakan cuci tangan sesering mungkin. Oleh karena itu, kampanye pola hidup sehat melalui gerakan cuci tangan harus terus dilakukan.
"Syukur-syukur kalau masyarakat mau memasang wastafel di daerahnya masing-masing. Jadi karena semakin banyak tempat, warga terus terdorong. Ini style (gaya) baru yang harus kita lakukan bersama-sama," katanya.