Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas merespons baik percepatan pengembangan jalur lintas selatan (JLS) Jawa Timur, karena bakal mengurangi disparitas antara wilayah selatan dan wilayah utara.
"Penyelesaian JLS bakal mengurangi disparitas antara wilayah selatan dan utara. Selama ini kesejahteraan warga di wilayah selatan Jatim selalu lebih rendah dibanding kawasan utara dan pendapatan per kapita dua kawasan itu timpang," kata Bupati Anas dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Selasa.
Selain itu, lanjut Anas, pusat ekonomi dengan infrastruktur memadai dan sumber daya manusia (SDM) unggul memusat di utara dengan Surabaya sebagai episentrumnya.
Sementara itu, percepatan pengembangan jalan di selatan Jawa itu, telah diterbitkan dalam Peraturan Presiden 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan, kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
"Nah, dengan JLS menjadi salah satu jalan mengoreksi disparitas spasial tersebut. Presiden Jokowi sudah meneken Perpresnya, dan Gubernur Jatim, Bu Khofifah juga telah bergerak sangat cepat roadshow ke berbagai kementerian untuk merealisasikannya. Bahkan Bu Khofifah sudah turun ke sejumlah lot JLS," paparnya.
Menurut Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu, untuk mengoptimalkan jalur lintas selatan diperlukan kolaborasi antarkabupaten dan pengendalian kawasan secara bersama.
"Kita rumuskan kluster-kluster pengembangannya. Bikin pengendalian kawasan bersama lewat tata ruang yang baik. Fokus utamanya saya kira ada pengembangan pariwisata dengan melibatkan komunitas rakyat setempat dan berbasis ekoturisme, karena pemandangan dan destinasi di sepanjang jalur sangat indah," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa percepatan pengembangan jaur lintas selatan merupakan kabar gembira yang ditunggu banyak orang, termasuk masyarakat Banyuwangi, karena dampaknya akan signifikan dalam mendorong ekonomi lokal.
Selama ini, lanjut Anas, pembangunan JLS belum tuntas semuanya, termasuk di Banyuwangi. Padahal akses JLS bisa menjadi stimulus ekonomi baru bagi Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan Banyuwangi.
Bupati Anas mencontohkan, Jember dan Banyuwangi bisa memadukan potensi pariwisata dan pertanian di sepanjang jalur lintas selatan secara bersama-sama, sehingga dari Pantai Papuma Jember, wisatawan bisa berpelesir ke Banyuwangi dan sebaliknya.
"Tentu pembangunan infrastruktur ini juga harus dibarengi dengan pengembangan SDM dan introduksi inovasi teknologi baru untuk mengangkat potensi pertanian dan perikanan sepanjang jalur tersebut," ucapnya.
Namun demikian, Anas menggarisbawahi pengendalian dan penataan ruang bersama di jalur lintas selatan itu.
"Tidak bisa misalnya di jalur tersebut ada kawasan industri atau pergudangan, karena akan merusak konsep besarnya," katanya.
Anas optimistis dengan sinergi yang baik dan pengendalian kawasan, pembangunan JLS bakal mempercepat pergerakan ekonomi wilayah selatan. Kemiskinan yang cukup banyak di kawasan selatan bisa segera diatasi, antara lain dengan pengembangan pariwisata di sepanjang jalur.
Pembangunan JLS membentang dari Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, hingga Banyuwangi. Dan jaraknya sekitar 700 kilometer. (*)