Malang (ANTARA) - Wali Kota Malang Sutiaji mengancam oknum penjual masker yang sengaja memainkan harga untuk meraup keuntungan setinggi-tingginya, dengan memanfaatkan kasus penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Sutiaji menjelaskan, dari 70 apotek yang berada di wilayah Kota Malang, Jawa Timur saat ini hanya lima apotek yang memiliki persediaan masker. Namun, stok yang ada pada Dinas Kesehatan Kota Malang, dinyatakan mencukupi untuk kebutuhan empat bulan kedepan.
"Saya tekankan, bagi penjual masker, jangan sampai bermain-main dan menjual masker dengan harga tinggi," kata Sutiaji, di Kota Malang, Kamis.
Sutiaji menambahkan, Pemerintah Kota Malang juga melakukan pengawasan terhadap proses jual beli secara daring. Pada penjualan secara daring tersebut, harga masker diperjualbelikan dengan harga yang sangat tinggi.
Para pihak yang dengan sengaja menjual masker dengan harga berlebihan, lanjut Sutiaji, pihaknya tidak akan memberikan toleransi dan akan segera melibatkan aparat kepolisian, jika terbukti melakukan permainan harga masker tersebut.
"Hukumnya sudah jelas, bagi pihak yang memainkan masker ini, nanti akan ditangani pihak berwajib, akan kami serahkan kepada aparat," ujar Sutiaji.
Berdasarkan informasi yang Ia terima, harga masker per kotak yang sebelumnya hanya Rp20 ribu, kini melonjak menjadi Rp450 ribu per kotak. Memang diakui, bahwa pasokan masker di wilayah Kota Malang juga menipis.
"Hanya ada beberapa apotek yang memiliki stok. Berarti, ada pola masyarakat yang sudah berlebihan untuk kebutuhan masker, harga dari Rp12 ribu, saat ini mencapai Rp450 ribu." kata Sutiaji.
Hingga saat ini, Pemerintah Kota Malang tidak berencana untuk membagikan masker secara gratis kepada masyarakat. Langkah tersebut diambil agar masyarakat tidak panik terkait penyebaran Covid-19.
Selain itu, langkah tidak membagikan masker secara gratis tersebut didasari bahwa penggunaan masker hanya diperuntukkan bagi orang yang sedang sakit, orang yang menangani orang sakit, dan keluarga yang merawat orang sakit.
"Jadi yang seharusnya memakai masker itu, adalah orang yang sakit. Kedua, orang yang menangani orang sakit, baik paramedis, maupun keluarga," ujar Sutiaji.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Malang memastikan bahwa di kota pendidikan itu, tidak ada pasien yang terpapar Covid-19. sehingga, masyarakat tidak perlu menunjukkan kekhawatiran dan merespons secara berlebihan.
Wali Kota Malang ancam oknum penjual masker mainkan harga
Kamis, 5 Maret 2020 18:22 WIB