Trenggalek (ANTARA) - Harga komoditas bawang putih di pasar-pasar tradisional Trenggalek, Jawa Timur, mengalami kenaikan hingga dua kali lipat, dari sebelumnya di kisaran Rp28 ribu menjadi Rp55 ribu per kilogram.
"Harga naik sudah dua pekan terakhir, terutama sejak merebak isu wabah corona di Wuhan, China," kata Kania, seorang pedagang sembako di Pasar Besar Pon, Trenggalek, Jumat.
Kenaikan harga bawang putih diprediksi masih akan terus terjadi sering tingginya permintaan yang tidak diimbangi stok di pasaran.
Penghentian sementara impor bawang dari China menjadi penyebab naiknya harga komoditas bumbu dapur itu, karena belum ada pengganti dari negara lain, termasuk India.
"Kenaikan ini berdampak terhadap daya beli masyarakat. Ya karena mahal tentu volume belanja warga menjadi turun," ujarnya.
Untuk jenis komoditas lain, harga terpantau stabil. Cabai rawit merah yang sebelumnya mencapai Rp80/kilogram, kini turun menjadi Rp57 ribu/kilogram.
"Untuk telur stabil di Rp22 ribu per kilogram," kata Suki, pedagang lain.
Dikonfirmasi terkait kelangkaan serta lonjakan harga bawang putih, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut hal itu dampak penundaan rencana impor dari China.
Ia berharap importir mengeluarkan stok yang ada untuk stabilisasi harga.
"Kemarin saya bertemu Pak Menteri Perdagangan, menyampaikan agar tidak 'gebyah uyah' semua mau diputus begitu saja (impor bawang dari China). Harus diperhitungkan eksesnya di bawah," kata Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak saat berkunjung di Trenggalek.
Menurutnya, pasokan bawang putih impor tidak hanya berasal dari Cina, namun juga dari India.
Emil menambahkan, Kementerian Perdagangan saat ini masih melakukan pembahasan lebih lanjut terkait rencana penghentian impor bawang putih tersebut.