Sampang (ANTARA) - Polres Sampang, Jawa Timur, menyelidiki kasus ambruknya atap bangunan dua ruang kelas di SDN Samaran 2 Kecamatan Tambelangan, yang terjadi pada 17 Januari 2020.
"Ambruknya atap dua kelas di SDN Samaran 2 itu kami selidiki, karena ada dugaan akibat konstruksi bangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis," kata Kapolres Sampang AKBP Didit Bambang Wibowo Saputro di Sampang, Senin.
Baca juga: Atap bangunan sekolah dasar di Magetan ambruk
Polisi telah mendatangi tempat kejadian perkara dan telah mengidentifikasi penyebab ambruknya atap bangunan sekolah yang dibangun pada 2017 itu.
Apalagi, saat kejadian tidak ada angin kencang atau puting beliung yang menimpa sekolah itu.
"Atas dasar itu, petugas berinisiatif untuk menyelidiki penyebab ambruknya atap dua ruang kelas yang baru dibangun tiga tahun lalu tersebut," katanya.
Baca juga: Polda Jatim kantongi nama tersangka korupsi SD ambruk di Pasuruan
Atap dua ruang yang ambruk itu masing-masing kelas IV dan V SDN Samaran 2 di Desa Samaran, Kecamatan Tambelangan. Kejadiannya pada 17 Januari 2020, sekitar pukul 09.00 WIB.
Di lokasi ambruknya atap dua ruang kelas itu tampak beberapa material bangunan seperti kayu yang memang menggunakan kayu bekas, dan bahan bangunan lama digunakan kembali.
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kegiatan belajar ratusan siswa dipindahkan sementara ke ruang kelas taman kanak-kanak (TK) yang terletak di lingkungan sekolah itu," katanya.
Baca juga: Antisipasi ambruk, Pemkot Madiun data bangunan sekolah kondisinya rusak
Menurut guru di sekolah itu Moh Fauziludin, sebelum kejadian, sudah diketahui tanda-tanda bangunan sekolah akan ambruk.
"Bunyi retakan kayu sudah terdengar sejak pagi, dan semakin lama semakin keras, sehingga kami meminta anak-anak untuk segera keluar ruang kelas," katanya.
Lima menit sebelum kejadian, siswa kelas VI yang berada di dekat ruangan tersebut segera dikeluarkan.
"Kalau siswa kelas IV dan V memang sudah kosong dan dipindah ke kelas III yang di depan itu, tapi untung siswa kelas VI dikeluarkan meski ruangannya tidak ambruk karena khawatir juga kelasnya berdekatan," katanya.
Kepala SDN Samaran 2 Retno Dijah Wijayanti, mengaku sudah melaporkan retaknya bangunan kelas kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang. Instruksinya agar segera memindahkan siswa ke kelas lain demi keselamatan jiwa.
"Kami sudah melaporkan ke dinas, untuk kelas yang roboh, yakni kelas IV dan kelas V disuruh pindah ke kelas lain," kata Retno.
Pihak sekolah berharap pemerintah daerah bisa membangun kelas baru untuk menggantikan dua ruangan yang ambruk agar kegiatan belajar siswa kembali normal.