Surabaya (ANTARA) - Kebutuhan asuransi bagi masyarakat di Jatim masih sangat tinggi, sebab permasalahan kesehatan dewasa ini semakin nyata dan mengancam setiap lapisan masyarakat, kata salah satu pimpinan perusahaan asuransi di Indonesia.
"Kami menyadari akan kebutuhan tersebut (asuransi) untuk masyarakat Indonesia dan Jatim akan perlindungan yang makin dinamis. Oleh karena itu, dengan optimisme kampanye We DO Prudential, kami terus berinovasi dengan meluncurkan PRUTop dan PRUTop Syariah, rangkaian solusi asuransi yang melindungi masyarakat dari kondisi kritis secara total," kata Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch di Surabaya, Kamis.
Perusahaanya, kata dia, saat ini telah meluncurkan dua produk baru yakni PRUTotal Critical Protection (PRUTop) dan PRUTotal Critical Protection Syariah (PRUTop Syariah), yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan asuransi kesehatan untuk masyarakat Indonesia termasuk wilayah Jatim.
"Dua varian baru dari ini tersedia untuk para nasabah Prudential Indonesia yang telah memiliki produk asuransi dasar PRULink Generasi Baru atau PRULink Syariah Generasi Baru, dan menawarkan beberapa keunggulan utama, yaitu perlindungan atas kondisi kritis yang lebih luas, tidak terbatas pada jumlah penyakit kritis yang dilindungi. Kemudian maksimal uang pertanggungan hingga Rp5 miliar," katanya.
Sementara itu, Ahli Panyakit Dalam (Internis ) RS Siloam Hospitals Surabaya, dr Chandra Wijaya Sp PD mengakui setiap tahun setidaknya ada lima penyakit baru ditemukan dan terus mengancam manusia.
"Catatan dari WHO permasalahan kesehatan hingga saat ini sudah mencapai 68.000 jenis. Untuk itu, kita harus waspada dan siaga terhadap kemunculan penyakit-penyakit baru,” ungkap Chandra
Apalagi berdasarkan data riset kesehatan dasar 2018, beberapa prevalensi penyakit tidak menular di Jatim berada diatas rata-rata nasional.
Dr Chandra mencontohkan, penyakit stroke di Jatim sudah mencapai 12,4 persen sementara nasional 10,9 persen Sementara ntuk penyakit kanker mencapai 2,17 persen untuk nasional 1,79 persen.
Tidak hanya itu saja, sambung Chandra, penyakit diabetas cukup tinggi mencapai 2 persen di Jatim jika dibandingkan rata-rata nasional yakni mencapai 1,2 persen.
"Dengan presentase itu sudah saatnya kita waspada dengan berbagai penyakit. Panyakit kritis dapat menyerang siapa saja dan kapan saja. Dan perlu diingat bahwa, penyakit kritis bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Penyakit kritis dapat berimplikasi pada aspek psikologis, sosial hingga finansial yang dapat menggoyahkan stabilitas ekonomi dan masa depan kelaurga," katanya.