Surabaya (ANTARA) - Salah satu perusahaan asuransi, Survei Sun Life Asia, mencatat hampir tiga perempat pemilik usaha keluarga di Asia belum memiliki rencana penerus usaha yang tersusun lengkap, meski sebagian besar sudah berniat menyiapkan pengaturan warisan.
Chief Marketing Officer Sun Life Indonesia Maika Randini mengatakan dari survei tersebut, hanya 27 persen keluarga pemilik usaha yang memiliki rencana penerus usaha secara menyeluruh.
"Padahal, usaha keluarga menjadi tulang punggung ekonomi Asia dengan porsi 85 persen perusahaan di kawasan dimiliki keluarga dan mayoritas merupakan UKM," kata Maika dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu.
Ia menjelaskan, bahwa pemilik usaha perlu menyiapkan kesinambungan bisnis di tengah besarnya peralihan kekayaan lintas generasi.
Menurut dia, penting bagi para pemilik usaha untuk mempersiapkan masa depan dan menjaga warisannya.
Selain itu, kata Maika, survei juga mencatat 94 persen keluarga berniat menyiapkan pengaturan warisan, namun sebagian besar masih belum menyusun rencana penerus secara lengkap.
Bahkan, Indonesia menjadi negara dengan persentase tertinggi rencana terstruktur (39 persen), sementara Vietnam berada di posisi terendah (14 persen).
Ia menilai, masalah komunikasi lintas generasi turut menjadi hambatan, karena hanya 44 persen penerus yang terlibat operasional menerima penjelasan warisan secara menyeluruh.
"Angka itu turun menjadi 27 persen pada penerus yang tidak terlibat. Rapat keluarga formal menjadi forum paling umum untuk membahas warisan," ucapnya.
Perlindungan keuangan keluarga, menurut dia, menjadi prioritas utama dalam perencanaan warisan, disusul kebutuhan rencana warisan yang jelas serta pembangunan kekayaan jangka panjang.
Ia menambahkan, sebanyak 68 persen responden berharap warisan diinvestasikan untuk pertumbuhan jangka panjang melalui aset keuangan atau bisnis keluarga.
Tak hanya itu, perbedaan nilai dan minat antar generasi turut memicu krisis penerus, karena hanya 40 persen pemilik usaha percaya generasi berikutnya bersedia melanjutkan bisnis, sementara 50 persen penerus memilih tetap mandiri.
"Kurang dari separuh pemilik usaha pernah mencari nasihat profesional, meski mayoritas menilai keahlian konsultan menjadi faktor penting dalam perencanaan warisan," ujarnya.
