Lamongan (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menyiapkan skema Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi petani di Kecamatan Kedungpring dan Modo yang terdampak banjir hingga menyebabkan kerusakan tanaman padi.
Kepala DKPP Kabupaten Lamongan Mugito mengatakan pihaknya telah menerima laporan awal terkait lahan persawahan yang terendam banjir dan saat ini tengah melakukan proses identifikasi di lapangan.
“Kami sudah menerima laporan dan sedang mengidentifikasi. Setelah itu, nantinya akan memberikan jaminan asuransi berupa AUTP kepada para petani yang terdampak,” katanya saat dikonfirmasi di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu.
Berdasarkan data dinas setempat, alokasi AUTP tahun 2025 di Kecamatan Kedungpring mencakup lahan pertanian seluas 92,25 hektare, sedangkan di Kecamatan Modo seluas 45 hektare.
Mugito menjelaskan AUTP merupakan bentuk perlindungan bagi petani ketika mengalami gagal panen akibat bencana alam, termasuk banjir. Melalui skema tersebut, petani dapat memperoleh penggantian biaya produksi untuk kembali memulai proses tanam.
Menurut dia, proses identifikasi yang dilakukan saat ini meliputi pendataan usia tanaman, tingkat kerusakan, serta luas lahan yang tergenang. Data tersebut menjadi dasar pengajuan klaim AUTP melalui perusahaan asuransi pelaksana program.
“Tujuan kami memastikan petani tidak berjalan sendiri. Ketika terjadi kerusakan akibat banjir, ada skema perlindungan yang bisa dimanfaatkan untuk pemulihan,” jelasnya.
Ia menambahkan upaya penanganan dampak banjir dilakukan secara bertahap, mulai dari pemberian AUTP bagi petani yang telah terdaftar, pemanfaatan percepatan penggunaan pompa air bantuan dari Kementerian Pertanian, hingga pengusulan bantuan benih padi bagi petani terdampak.
Selain menyiapkan AUTP, DKPP juga menugaskan penyuluh pertanian di lapangan untuk melakukan pendampingan teknis serta memantau perkembangan kondisi banjir. Penyuluh diminta memberikan rekomendasi langkah cepat pascabanjir agar petani dapat kembali melakukan penanaman secara aman.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan mencatat banjir merendam 328 hektare area persawahan di 13 dusun yang ada di Kecamatan Kedungpring dan Modo.
Banjir tersebut terjadi akibat tingginya intensitas hujan dan meluapnya aliran sungai, sehingga berdampak pada tanaman padi berusia 5–10 hari serta sejumlah permukiman warga di sekitar lokasi terdampak.
