Magetan (ANTARA) - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mencatat total tanggungan pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) di wilayah setempat masih mencapai 6.506 unit dan terus diupayakan berkurang.
"Memang masih banyak, tapi kami berupaya untuk bisa memperbaiki setiap tahunnya," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disperkim Magetan Mujiono kepada wartawan di Magetan, Rabu.
Menurut dia, sesuai data, jatah pembangunan RTLH untuk tahun 2019 mencapai 466 unit yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Magetan. Warga yang menerima jatah bantuan tersebut sebelumnya telah disurvei oleh tim.
Kuota tersebut didapat Pemkab Magetan dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) maupun yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK).
Adapun, setiap tahun jatah yang didapatkan tidak menentu dan biasanya menurun atau lebih kecil dari yang diajukan. Untuk pelaksanaan tahun 2020, kata dia, sudah diajukan sebanyak 542 unit RTLH untuk diperbaiki.
"Tahun ini saja turun dari tahun sebelumnya. Kami berharap pengajuan tahun ini disetujui semuanya," kata dia lanjut.
Adapun kriteria kondisi rumah yang layak mendapat bantuan program RTLH antara lain, tingkat kerusakan dari sisi keselamatan yang membahayakan. Seperti atap lapuk, dinding retak, atau lantai bermasalah.
"Saat ini lebih detail. Ada indikatornya. Tak hanya melulu dari kondisi rumahnya. Namun, juga persyaratan administrasi," tambahnya.
Ia mengungkapkan, jika melihat kuota perbaikan RTLH setiap tahunnya yang minim, maka diperkirakan butuh waktu hingga 13 tahun ke depan untuk menyelesaikan masalah RTLH di Kabupaten Magetan.
Adapun pembatasan kuota yang didapat pemkab tersebut merupakan bagian dari program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) maupun yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) yang juga tak banyak jumlahnya.
6.506 rumah di Magetan berstatus tak layak huni
Rabu, 6 November 2019 17:27 WIB