Surabaya (ANTARA) - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Muhibbin Zuhri mengapresiasi gaya blusukan atau terjun langsung ke bawah menyapa masyarakat yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi.
"Gaya tersebut telah dilakukan para pemimpin Islam sejak dulu. Sebab dengan cara itu, para pemimpin bisa mengetahui kondisi langsung rakyatnya dan bisa memberikan solusi tepat sasaran," kata Muhibbin Zuhri di Surabaya, Senin.
Pernyataan tersebut menanggapi adanya komentar dari Politikus NasDem sekaligus Sekretaris Fraksi Partai Demokrat-NasDem, Imam Syafii saat rapat paripurna DPTRD Surabaya dengan agenda jawaban wali kota atas pandangan fraksi-fraksi terkait RAPBD Surabaya 2020 beberapa hari lalu. Imam saat itu sempat mengkritisi Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi yang dinilai turun ke lapangan karena bakal ikut Pilkada Surabaya 2020.
Muhibbin mencontohkan para pemimpin Islam seperti halnya pada zaman Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali) serta Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Abbasyiyah yang juga dikenal pro rakyat.
"Beliau seorang yang wara, adil, bersahaja dan sangat dekat dengan rakyatnya," ujarnya.
Ia mengatakan masyarakat justru berharap pejabat publik tidak hanya bekerja di belakang meja, tetapi sering turun ke bawah menyapa warga dan melihat langsung dari dekat realitas sosial, mendengarkan masukan dan keinginan warga secara langsung dan meniadakan jarak psikologis antara pemimpin dan warganya.
"Hal itu sangat diperlukan sebagai bahan penyusunan program agar sesuai dengan kebutuhan dan keadaan. Disamping itu, di dalam pelaksanaan program perlu monitoring dan evaluasi secara langsung on the spot. Hal ini tentu tidak mengesampingkan pendekatan atau cara formal lainnya," katanya.
Politikus NasDem Imam Syafii sebelumnya mengatakan Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi sering offside karena sering turun ke lapangan menjelang Pilkada Surabaya 2020. Menurutnya hal-hal yang seharusnya dikerjakan kepala dinas langsung dikerjakan sendiri.
Bahkan, lanjut dia, sampai masuk-masuk ke kelurahan segala dan menjanjikan ke RW-RW akan mengakomodir programnya. "Sampai menjanjikan kalau tidak bisa bakal mundur. Ini kan tidak benar," kata Imam.
Imam mengingatkan agar Kepala Bappeko Surabaya bekerja sesuai tugas dan fungsinya. "Hanya sampai perencanaan saja. Kalau sudah sampai program atau apa lainnya kan sudah offside," kata Imam.