Surabaya (ANTARA) - Legenda bulu tangkis Indonesia Sigit Budiarto mengaku cukup kaget dengan peningkatan kualitas atlet-atlet cilik di Surabaya dan beberapa daerah lainnya di Jawa Timur.
"Secara kualitas mereka meningkat dari tahun sebelum-sebelumnya dan ini sangat luar biasa," ujarnya ditemui di sela Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 yang diselenggarakan PB Djarum di GOR Sudirman Surabaya, Minggu.
Sebagai anggota tim pencari bakat, Sigit menilai penampilan atlet-atlet berusia di bawah 11 tahun pada tahap pertama cukup menggembirakan, meski masih ada yang terlihat baru sebatas menyukai bulu tangkis.
"Tapi itu tidak masalah sebab masih ada waktu untuk belajar dan berlatih. Audisi ini untuk pengalaman dan bekal agar tahun depan bisa berbuat lebih baik," ucap pasangan Candra Wijaya yang tercatat sukses sebagai juara dunia tersebut.
Sementara itu, audisi umum di Surabaya pada 20-22 Oktober 2019 bertujuan mencari bibit-bibit atlet dalam dua kelompok usia, yakni U-11 (usia 6-10 tahun) dan U-13 (usia 11-12 tahun), baik sektor putra maupun putri.
Pada hari pembuka digelar tahap screening dan sebanyak 815 peserta bertanding berdasarkan kategori usia masing-masing dalam durasi sekitar sepuluh menit.
Selama waktu pertandingan itu, tim pencari bakat melakukan seleksi mengamati secara spesifik, seperti skill, kecepatan, kelincahan dan kecerdasan.
Tim pencari bakat meloloskan 358 peserta, yang terdiri dari 128 peserta di kelompok usia U-11 putra, 43 peserta (U-11 Putri), 123 peserta (U-13 Putra) dan 64 peserta (U-13 Putri).
Pada hari kedua, para atlet muda ini kembali bertarung di tahap turnamen dan diharapkan menunjukkan bakat terbaik, sekaligus menjaga peluang meraih super tiket menuju final audisi di Kudus pada 20-22 November 2019.
Tim pencari bakat diketuai Christian Hadinata, kemudian Sigit Budiarto, Hastomo Arbi, Luluk Hadiyanto, Alvent Yulianto, Denny Kantono, Fung Permadi, Liliyana Natsir, Engga Setiawan, Yudha Wiratama, Reni, Juniar Setioko Tenggono, Ronald Sanduan dan Imam Tohari.