Surabaya (ANTARA) - Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Surabaya dalam penanganan insiden di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan, Kota Surabaya, Jatim, pada 16 dan 17 Agustus lalu harus menekankan dan mengutamakan persatuan dan keutuhan NKRI
"Kita harus menyikapinya dengan bijak dan mengutamakan persatuan dan keutuhan NKRI," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Surabaya, Achmad Muhibbin Zuhri kepada ANTARA di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, untuk saat ini yang diperlukan adalah semua pihak bisa menahan diri dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan atau ungkapan yang mengarah kepada perpecahan bangsa.
"Orang Papua, juga kelompok atau suku-suku lain yang berkomitmen hidup bersama dan membangun bersama Indonesia, adalah saudara sebangsa dan se-tanah air," katanya.
Adapun terhadap gerakan separatis, lanjut dia, semua pihak, termasuk umumnya warga Papua, yakin sama-sama menentang dan mempercayakan penindakannya secara adil dalam koridor hukum oleh alat negara yang berwenang.
"Kita menghindari generalisasi atau bangunan opini yang menyudutkan suatu suku bangsa, ras atau agama tertentu. Kita wujudkan bersama rasa aman, tenteram dan perasaan kebangsaan yang sama," ujarnya.
Sekali lagi yang terpenting dalam konteks sekarang ini, lanjut dia, adalah mengembalikan kondusivitas ke arah persatuan bangsa sebagai landasan membangun negeri yang lebih baik. (*)