Ngawi (ANTARA) - Volume air di Waduk Sangiran yang ada di Desa Sumber Bening, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyusut drastis selama musim kemarau tahun 2019 berlangsung dan hingga nyaris kering.
"Penyusutan volume air di Waduk Sangiran saat ini diperkirakan telah mencapai 60 persen lebih," ujar petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ngawi, Rachmat Fitriyanto, kepada wartawan, Senin.
Menurut dia, karena telah menurun drastis, maka waduk tersebut tidak dapat lagi digunakan untuk mengairi sawah seluas 1.535 hektare yang ada di Kecamatan Bringin, Karangjati, dan sekitarnya.
Selain karena musim kemarau, penyusutan volume air Waduk Sangiran tersebut juga disebabkan karena pendangkalan di dasar waduk. Sesuai data, jumlah volume air Waduk Sangiran dalam kondisi normal mencapai 1.956.710 meter kubik. Saat ini masih tersisa sekitar 50 persen hingga 40 persen saja.
Sementara, kondisi waduk yang terus surut airnya dimanfaatkan warga sekitar untuk menggembala ternak kambing ataupun bercocok tanam.
Petani di sekitar waduk sengaja menanam jagung dan padi di dasar waduk yang mulai mengering. Untuk pengairannya, warga memanfaatkan sisa air waduk dengan menggunakan mesin pompa air.
Selain Waduk Sangiran, volume air Waduk Pondok yang berada di Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi juga menyusut signifikan. Sesuai data yang ada, air Waduk Pondok kini tersisa sekitar 7,8 juta meter kubik. Padahal, dalam kondisi normal, volume waduk bisa mencapai 11 juta meter kubik.
Karena menyusut, pintu air akan ditutup dan air tidak dikeluarkan untuk alasan perawatan waduk. Dalam kondisi normal, air Waduk Pondok digunakan untuk mengairi 3.450 hektare lahan pertanian di 22 desa yang ada di empat kecamatan.