Ngawi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur, menagih izin pengelolaan Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, ke TNI AD untuk dikembangkan menjadi tempat wisata andalan.
Hal itu dibahas langsung oleh Bupati Ngawi terpilih Budi Sulistyono saat acara kunjungan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal Edy Rahmayadi ke markas Batalyon Armed 12 Angicipi Yudha Ngawi pada Rabu (3/2).
Bupati Ngawi Terpilih Budi Sulistyono, di Ngawi, Kamis, mengatakan, izin pengelolaan itu sangat penting karena tanpa ada izin dari TNI AD, Pemkab Ngawi tidak dapat melakukan renovasi Benteng Pendem untuk dijadikan tempat wisata sejarah. Padahal dana pengembangan untuk itu telah disiapkan dan bahkan menjadi Silpa di tahun 2015 karena izin tidak kunjung keluar.
"Hasil pembahasan dengan Pangkostrad kemarin, Beliau sangat menyetujui rencana tersebut. Saat ini masih proses sesuai dengan aturan yang ada," ujar Budi Sulistyono kepada wartawan.
Menurut dia, saat izin telah keluar nanti, aset bangunan dan tanah Benteng Pendem Ngawi akan tetap menjadi milik TNI AD, hanya saja pegelolaan tempat wisata tersebut akan dilakukan bersama antara Pemkab Ngawi dan TNI AD.
Hal yang sama diungkapkan oleh Ketua DPRD Ngawi, Dwi Riyanto Djatmiko. Sebagai wakil rakyat, ia juga mendukung pihak eksekutif mengembangkan potensi Benteng Pendem Ngawi untuk menjadi objek wisata andalan pemkab setempat.
"Saya sepakat dengan pihak eksekutif. Hal itu diwujudkan dengan disetujuinya pengajuan dana yang akan digunakan untuk renovasi. Yakni dianggarkan sekitar Rp8 miliar," kata dia.
Sementara, Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi dalam kunjungannya di Ngawi menyatakan dukungannya terkait rencana tersebut.
"Saya mendukung upaya pengelolaan bersama dengan pemerintah daerah setempat untuk Benteng Pendem Ngawi. Namun, hal itu tetap harus sesuai dengan mekanisme yang berlaku," kata Letjen Edy Rahmayadi.
Seperti diketahui, Pemkab Ngawi berencana mengembangkan Benteng Pendem Ngawi untuk menjadi tempat wisata andalan di wilayah setempat sejak benteng tersebut dibuka untuk umum. Namun hal itu masih tergangal izin dari TNI AD selaku pemiliknya.
Sementara, Benteng Pendem Ngawi sendiri terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, tepatnya di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Benteng itu dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch sekitar dua abad lalu atau pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
Selain berfungsi untuk zona pertahanan, pembangunan benteng itu dulunya juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai.
Setelah kemerdekaan, benteng tersebut digunakan oleh TNI AD dalam hal ini Batalyon Armed 12 sebagai gudang senjata. Setelah tidak lagi digunakan sebagai gudang senjata, Benteng Pendem Ngawi kini telah dibuka untuk umum sebagai objek wisata sejak akhir tahun 2011. (*)