Ngawi (Antara Jatim) -
TNI AD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur serius dalam
mengelola Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem menjadi tempat
wisata sejarah andalan di daerah setempat.
Komandan Batalyon Armed 12 Ngawi Mayor Armed Joko Setiyo Kurniawan, Jumat, mengatakan keseriusan tersebut mulai dibahas setelah kunjungan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi ke markas Batalyon Armed 12 Angicipi Yudha Ngawi pada awal Februari lalu.
"Hasil kunjungan Pangkostrad lalu telah satu pikiran dengan Pemkab Ngawi untuk mengelola Benteng Pendem menjadi tempat wisata andalan di Ngawi. Kami sebagai pengelola benteng tersebut siap mewujudkannya," ujar Mayor Armed Joko kepada wartawan.
Menurut dia, untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya akan melakukan pembahasan lebih detail dengan Pemkab Ngawi, dalam hal ini Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Ngawi. Di antaranya tentang renovasi bangunan benteng dan pembangunan sejumlah fasilitas pendukung lainnya.
"Pembahasan baru tahap awal. Selanjutnya akan dikoordinasikan dengan dinas-dias terkait sebab Benteng Pendem sangat berpotensi untuk menjadi destinasi wisata," kata dia.
Sementara, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Ngawi, Anwar Rifai menyambut baik keseriusan TNI AD dalam mengembangkan Benteng Pendem menjadi tempat wisata. Sebab, dari awal Pemkab Ngawi memiliki cita-cita demikian, namun masih menunggu izin dari Mabes TNI AD.
"Kami sangat merespon positif lampu hijau yang diberikan oleh Pangkostrad. Untuk tahap awal, pemda telah menganggarkan dana sebesar Rp4 miliar guna mewujudkan wacana tersebut," ungkap Anwar.
Dana sebesar Rp4 milair tersebut akan digunakan untuk merenovasi sejumlah bangunan benteng yang telah rusak. Pihaknya memastikan, renovasi yang dilakukan tidak akan merusak bentuk asli dari bangunan.
"Sebab, konsep wisata sejarah Benteng Pendem adalah tetap menyuguhkan bentuk asli dari bangunan Belanda tersebut. Namun, tentu saja akan ditambah dengan bangunan fasilitas lain untuk mendukung keperluan wisatawan," terang dia.
Benteng Pendem Ngawi sendiri terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, tepatnya di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Benteng itu dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch sekitar dua abad lalu atau pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
Selain berfungsi untuk zona pertahanan, pembangunan benteng itu dulunya juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai.
Setelah kemerdekaan, benteng tersebut digunakan oleh TNI AD dalam hal ini Batalyon Armed 12 sebagai gudang senjata. Setelah tidak lagi digunakan sebagai gudang senjata, Benteng Pendem Ngawi kini telah dibuka untuk umum sebagai objek wisata sejak akhir tahun 2011. (*)
Komandan Batalyon Armed 12 Ngawi Mayor Armed Joko Setiyo Kurniawan, Jumat, mengatakan keseriusan tersebut mulai dibahas setelah kunjungan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi ke markas Batalyon Armed 12 Angicipi Yudha Ngawi pada awal Februari lalu.
"Hasil kunjungan Pangkostrad lalu telah satu pikiran dengan Pemkab Ngawi untuk mengelola Benteng Pendem menjadi tempat wisata andalan di Ngawi. Kami sebagai pengelola benteng tersebut siap mewujudkannya," ujar Mayor Armed Joko kepada wartawan.
Menurut dia, untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya akan melakukan pembahasan lebih detail dengan Pemkab Ngawi, dalam hal ini Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Ngawi. Di antaranya tentang renovasi bangunan benteng dan pembangunan sejumlah fasilitas pendukung lainnya.
"Pembahasan baru tahap awal. Selanjutnya akan dikoordinasikan dengan dinas-dias terkait sebab Benteng Pendem sangat berpotensi untuk menjadi destinasi wisata," kata dia.
Sementara, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Ngawi, Anwar Rifai menyambut baik keseriusan TNI AD dalam mengembangkan Benteng Pendem menjadi tempat wisata. Sebab, dari awal Pemkab Ngawi memiliki cita-cita demikian, namun masih menunggu izin dari Mabes TNI AD.
"Kami sangat merespon positif lampu hijau yang diberikan oleh Pangkostrad. Untuk tahap awal, pemda telah menganggarkan dana sebesar Rp4 miliar guna mewujudkan wacana tersebut," ungkap Anwar.
Dana sebesar Rp4 milair tersebut akan digunakan untuk merenovasi sejumlah bangunan benteng yang telah rusak. Pihaknya memastikan, renovasi yang dilakukan tidak akan merusak bentuk asli dari bangunan.
"Sebab, konsep wisata sejarah Benteng Pendem adalah tetap menyuguhkan bentuk asli dari bangunan Belanda tersebut. Namun, tentu saja akan ditambah dengan bangunan fasilitas lain untuk mendukung keperluan wisatawan," terang dia.
Benteng Pendem Ngawi sendiri terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, tepatnya di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Benteng itu dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch sekitar dua abad lalu atau pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
Selain berfungsi untuk zona pertahanan, pembangunan benteng itu dulunya juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai.
Setelah kemerdekaan, benteng tersebut digunakan oleh TNI AD dalam hal ini Batalyon Armed 12 sebagai gudang senjata. Setelah tidak lagi digunakan sebagai gudang senjata, Benteng Pendem Ngawi kini telah dibuka untuk umum sebagai objek wisata sejak akhir tahun 2011. (*)