Penyelenggara Festival Film Internasional Tokyo (TIFF) 2019 akan menyoroti karya dari sutradara legendaris Nobuhiko Obayashi di perhelatan yang berlangsung pada 28 Oktober hingga 5 November 2019.
Nobuhiko disebut sebagai pesulap sinematik karena membuat karya dengan visual indah seperti mimpi.
Sepanjang karirnya, ia telah menginspirasi banyak sutradara lain lewat film seperti “I Are You, You Am Me” (1982), “Casting Blossoms to the Sky (2011) dan “Hanagatami” (2017). Film terbarunya akan tayang perdana di TIFF 2019, yaitu “Labyrinth of Cinema”.
“Rasanya sulit untuk memilih mana judul yang akan ditayangkan di TIFF, tapi kuharap penonton bisa menikmati film saya yang jarang ditayangkan,” kata sutradara kelahiran 1938 itu.
Nobuhiko pertama kali mendapatkan kamera 8mm dari ayahnya sebagai kenang-kenangan saat pindah ke Tokyo ketika ia berusia 18 tahun. Ia menayangkan film pertamanya di sudut galeri seni Ginza yang mendapat pengakuan internasional dan disebut jadi kelahiran seniman film baru.
Sejak itu ia menyutradarai banyak film dengan genre bervariasi.
Baca juga: Festival Film Banyuwangi angkat kehidupan dan tradisi lokal
Baca juga: Festival Film Surabaya diikuti peserta hingga Labuan Bajo
Nobuhiko disebut sebagai pesulap sinematik karena membuat karya dengan visual indah seperti mimpi.
Sepanjang karirnya, ia telah menginspirasi banyak sutradara lain lewat film seperti “I Are You, You Am Me” (1982), “Casting Blossoms to the Sky (2011) dan “Hanagatami” (2017). Film terbarunya akan tayang perdana di TIFF 2019, yaitu “Labyrinth of Cinema”.
“Rasanya sulit untuk memilih mana judul yang akan ditayangkan di TIFF, tapi kuharap penonton bisa menikmati film saya yang jarang ditayangkan,” kata sutradara kelahiran 1938 itu.
Nobuhiko pertama kali mendapatkan kamera 8mm dari ayahnya sebagai kenang-kenangan saat pindah ke Tokyo ketika ia berusia 18 tahun. Ia menayangkan film pertamanya di sudut galeri seni Ginza yang mendapat pengakuan internasional dan disebut jadi kelahiran seniman film baru.
Sejak itu ia menyutradarai banyak film dengan genre bervariasi.
Baca juga: Festival Film Banyuwangi angkat kehidupan dan tradisi lokal
Baca juga: Festival Film Surabaya diikuti peserta hingga Labuan Bajo