Surabaya (ANTARA) - Festival Film Surabaya yang digelar ke-8 kalinya di Balai Budaya Cak Durasim Surabaya, Selasa, diikuti peserta hingga dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Kepala SMK Dr Soetomo Surabaya Juliantono mengatakan Festival Film Surabaya yang digelar dua hari, Selasa-Rabu (9-10/7) akan memutar sebanyak 50 film dan diharapkan menjadi wadah bagi pelajar dan umum yang bergelut di dunia produksi film.
Anton berharap ajang ini juga bisa membuka wawasan siswa akan berbagai ide cerita dan teknik dalam pembuatan film. Apalagi SMK Dr Soetomo juga memiliki jurusan Produksi Film.
"Film-film yang diputar merupakan karya nominasi dari seleksi 450 karya film yang terbagi dalam beberapa kategori. Di tingkat pelajar ada yang paling timur dari Labuan Bajo masuk nominasi, ada juga dari Bali dan Lampung," katanya.
Untuk kalangan pelajar, ia menjelaskan terdapat beberapa kategori film, yaitu film Fiksi, Dokumenter dan Iklan Layanan Masyarakat. Sementara untuk mahasiswa dan umum dikategorikan film fiksi.
"Kami juga mengambil juri dari kalangan profesional mulai dari kameramen hingga editor serta dosen dari berbagai universitas," ujarnya.
Peserta asal SMP Lentera Harapan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Allicia Gonza (15), membuat film berjudul Alana yang menekankan adat budaya Labuan Bajo dalam persahabatan antar-dua remaja.
"Di sekolah ada guru sinematografi, awalnya hanya ikut-ikutan, ternyata saat masuk ke sana punya minat dalam membuat film dan skrip. Jadi saya teruskan sampai ikut festival," ujarnya.
Allicia mengungkapkan minimnya festival film untuk pelajar apalagi di daerah NTT, membuat dirinya nekad hadir ke Surabaya saat filmnya masuk nominasi 10 film fiksi terbaik karya pelajar.
Pada kesempatan itu, dua karya buatan siswa SMK Dr Soetomo Surabaya juga masuk dalam nominasi.
Selain memutar film para nominasi pemenang di tiap kategori, Festival Film Surabaya ini juga menggelar diskusi dengan pemain dan sutradara film The Jack, sebuah film berlatar belakang budaya dan bahasa Surabaya serta keragaman etnis.