Surabaya (ANTARA) - Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya menyebut sampah botol plastik dari hasil penukaran tiket naik Suroboyo Bus sejak awal beroperasi pada 2018 hingga Januari 2019 sudah terkumpul sebanyak 39 ton dan saat ini sudah dilelang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKRTH Kota Surabaya, Eri Cahyadi di Surabaya, Kamis, mengatakan hasil pengumpulan sampah botol plastik tersebut sudah dilelang langsung melalui Dirjen Kekayaan Negara (DJKN) senilai Rp150 juta.
"Hasil penjualan tersebut kemudian masuk dalam PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Surabaya," tambahnya.
Menurut dia, karena botol plastik yang terkumpul itu sudah ditetapkan sebagai kekayaan daerah, sehingga secara otomatis botol sampah 39 ton tersebut dilelang oleh DJKN. Sistem lelang yang digunakan ini mencari pemenang dengan penawaran tertinggi, waktu itu dibuka dari harga Rp80 juta.
Hasil lelang tersebut kemudian dimenangkan perusahaan pengelola sampah plastik menjadi biji plastik yakni PT Langgeng Jaya Plastindo senilai Rp150 juta.
Eri menjelaskan lelang tersebut merupakan pertama kali dari hasil pendapatan Suroboyo Bus karena sebelumnya memang belum ditetapkan siapa yang berwenang untuk menangani ini. "Jadi kita simpan dulu di rumah-rumah kompos dan baru dilelang beberapa waktu lalu setelah semuanya clear," katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menyampaikan, hasil dari lelang Rp150 juta itu, kemudian dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Dananya masuk ke APBD lalu dicampur. Masuk ke PAD retribusi, atau bisa masuk ke pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau bisa masuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masuk jadi satu, setelah itu baru dibelanjakan," ujarnya.
Ia menilai jumlah bus sebanyak 20 unit itu terus mengalami perkembangan minat warga untuk menggunakan alat transportasi ini. Terhitung sejak awal bus tersebut beroperasi sampai pada 2019, jumlah pemasukan botol sampah plastik terus meningkat. Artinya, semakin banyak minat warga yang menggunakan bus tersebut.
Oleh karena itu, lanjut dia Pemkot Surabaya terus mengupayakan pembayaran Suroboyo Bus menggunakan sampah botol plastik. Cara ini dinilai efektif untuk menangani dampak dari sampah plastik itu sendiri.
"Mudah-mudahan masih terus berlaku karena botol yang dilakukan untuk tiket bus tersebut digunakan sebagai percontohan sampai international," katanya. (*)