Banyuwangi (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Reni Merlinawati mengemukakan saat ini sektor pariwisata menduduki posisi kedua penyumbang devisa terbesar Indonesia setelah kelapa sawit dan bahkan mengalahkan minyak dan gas.
"Itu sebabnya ekonomi kreatif sebagai penopang sektor pariwisata juga menjadi hal yang sangat penting dan perlu terus dikembangkan," katanya saat kunjungan kerja bertemu pelaku ekonomi kreatif, di Sanggar Genjah Arum Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Selasa.
Dalam keterangan tertulis diterima Antara, ia mengatakan ingin mengetahui strategi pengembangan ekonomi kreatif di kabupaten berjuluk "the sunrise of Java" ini.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga ingin menjaring masukan dari para pelaku ekonomi kreatif Banyuwangi sebagai bahan diskusi mereka dalam pengambilan kebijakan di tingkat pusat.
"Kami fokus ingin mengetahui budaya ekonomi kreatif di Banyuwangi terkait beberapa hal, mulai dari infrastruktur, model pendampingan, proses pengajuan hak kekayaan intelektual, hingga strategi pemkab dalam memajukan sektor ini," ujar Reni.
Menurut ia, progress ekonomi kreatif di Kabupaten Banyuwangi cukup baik dan saat memutuskan pariwisata sebagai andalan pengembangan daerahnya juga mendorong sektor ekonomi kreatifnya secara maksimal.
"Saat ini kami tengah menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Ekonomi Kreatif, jadi kesempatan ini sekaligus kami manfaatkan untuk mendengar aspirasi maupun kendala para pelaku kreatif di tingkat bawah," kata politikus PPP itu.
Ia menambahkan, apa yang didapatkan dari kunjungan kerja di Banyuwangi, nantinya akan menjadi bahan perumusan pasal dalam RUU, maupun bahan pengambilan kebijakan bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra Kabupaten Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo mengatakan bahwa sejak delapan tahun lalu, Banyuwangi memutuskan memilih pariwisata sebagai payung pengembangan daerah.
"Kami memilih konsep ekoturisme karena kekuatan kami adalah alam, untuk mendukung sektor pariwisata, kami juga terus mengembangkan sektor pendukung dan penopang lainnya, dan salah satunya ekonomi kreatif," katanya.
Untuk mendorong bidang ekonomi kreatif, menurut dia, Pemkab setempa telah melakukan berbagai strategi dan inovasi, selain rutin memberikan pelatihan, bantuan akses permodalan dan fasilitasi pengajuan hak kekayaan intelektual, juga menggagas digital "market place Banyuwangi Mal" untuk memfasilitasi pemasaran produk UKM lokal.
Selain itu, lanjut dia, Banyuwangi juga telah "menyulap" hampir seluruh desanya menjadi "smart kampung" yang mendorong pelayanan desa berbasis IT.
Saat ini, 172 desa dari total 189 desa telah teraliri fiber optic dan 1.400 titik wifi gratis telah terpasang di ruang-ruang publik.
"Tak hanya itu, kami juga akan segera meluncurkan 'co working space' di Taman Sayu Wiwit, semua fasilitas ini sebagai upaya kami memberikan kemudahan kepada para pelaku kreatif, utamanya untuk memasarkan produknya secara online," ujar Yayan (sapaan akrabnya).
Kunjungan kerja Wakil Ketua Komisi X DPR RI, juga datang bersama 10 orang rombongan, selain anggota Komisi X DPR RI, termasuk juga Direktur Standarisasi dan Regulasi Bekraf, Sabar Tua.
Rombongan ini berkeliling mengunjungi sejumlah pelaku ekonomi kreatif dan UKM serta tempat-tempat pelayanan publik di Banyuwangi, mulai dari Lounge pelayanan publik, mal pelayanan publik, hingga pendopo kabupaten yang berarsitektur "green building". (*)