Ipin dan Masa Depan Trenggalek Pasca "Kepergian" Emil
Minggu, 17 Februari 2019 19:33 WIB
Tak ada kabar yang lebih membahagiakan bagi warga Trenggalek selain komitmen Arifin dan Emil untuk tetap bersinergi dalam membangun salah satu kawasan pesisir selatan ini, sehingga kompetitif dibanding daerah lain di pesisir selatan Jatim.
Sempat mengalami pasang surut hubungan, Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin dinilai cukup berhasil menunjukkan bahwa hubungannya dengan sang mantan, Emil Elestianto Dardak, baik-baik saja.
Setidaknya itu kesan yang berhasil dibangun usai seremoni pelepasan Emil Dardak sebagai Bupati Trenggalek, menuju gedung Grahadi dengan status dan amanah baru sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
Mas Ipin - sapaan akrab Mochammad Nur Arifin -, menyambut Emil yang barusan dilantik sebagai Wakil Gubernur Jatim, dengan salam "selamat kembali ke rumah".
Ia sengaja tidak memilih diksi "selamat datang" laiknya ucapan penyambutan kepada tokoh pejabat sekelas Wakil Gubernur, karena menganggap Emil memiliki keistimewaan bagi seluruh rakyat Trenggalek.
Bukan saja karena Emil yang berdarah asli Trenggalek, namun juga berkat jasa-jasanya selama hampir tiga tahun memimpin daerah itu sehingga mencapai sejumlah kemajuan dalam berbagai sektor layanan publik, infrastruktur, maupun seabrek prestasi yang berhasil ditorehkan untuk Trenggalek.
Tak segan Arifin menjanjikan kamar khusus di lingkungan pendopo untuk menyambut Emil dan keluarga setiap waktu.
Saat seremoni pelepasan itu, Mas Ipin dan istri bahkan ikut menghantar Emil-Arumi sampai jalan raya alun-alun depan pendopo.
Menyibak kerumunan massa hingga sang mantan masuk kabin mobil Toyota Alphard warna hitam nopol L 1078 BS yang telah lama menunggu.
Berbaur dengan rakyatnya, Mas Ipin dan istri ikut melambaikan tangan begitu kendaraan yang ditumpangi Emil dan Arumi, mulai beranjak dan meninggalkan Kota Trenggalek.
Daerah yang telah mereka pimpin bersama sejak dilantik sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek pada 17 Februari 2016.
Harusnya, periode kepemimpinan Emil-Ipin baru berakhir pada 16 Februari 2021.
Namun apa daya, Tuhan berkehendak lain. Melalui perhelatan Pemilihan Gubernur Jatim pada 27 Juni 2018, Emil "dipanggil" mayoritas rakyatnya untuk memimpin Jawa Timur mendampingi Khofifah Indar Parawansa.
Setelah resmi dilantik sebagai Wagub Jatim mendampingi Khofifah pada 13 Februari 2019, Emil yang doktor termuda lulusan Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang pada 2004-2006 di usia 22 tahun itu, praktis hanya memimpin Trenggalek selama tiga tahunan. Atau lebih tepatnya 1.091 hari.
Panggung Emil dalam kapasitas sebagai bupati telah purna. Dia kini mengemban amanah dan tanggung jawab baru yang lebih besar sebagai wakil gubernur.
Sementara di Trenggalek, pucuk pimpinan otomatis berpindah ke Wakil Bupati Mochammad Nur Arifin, yang juga merangkap sebagai Plt Bupati.
Dia, Nur Arifin atau Mas Ipin, akan melanjutkan tampuk kepemimpinan yang ditinggal Emil, hingga akhir periode pemerintahan pada 16 Februari 2021.
Membumi dan Berkelanjutan
Hari pertama bertugas sejak Emil mundur sebagai Bupati Trenggalek pada Rabu (13/2), Arifin mengawalinya dengan penuh optimisme.
Kamis (14/2) pagi dia menghadiri acara penyerahan bantuan tenda untuk 24 pedagang kaki lima di seputar alun-alun dan pendopo Trenggalek, yang diselenggarakan BPR Jwalita (bank perkreditan daerah).
Dia lalu melanjutkan dengan peluncuran sistem sertifikat digital elektronik untuk mempercepat layanan publik di jajaran OPD-OPD, Setda Trenggalek.
Ia mengakhiri rangkaian kerja hari pertamanya yang padat dengan menghadiri rapat paripurna pengumuman pengunduran diri dan usulan pemberhentian Bupati Emil Elestianto Dardak di DPRD Trenggalek, sebelum bertolak ke Surabaya mengikuti seremoni tasyakuran pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim.
Itu baru sepenggal cerita kerja Mas Ipin pasca "kepergian" Mas Emil yang mendapat mandat baru di Pemprov Jatim.
Tidak sebatas retorika yang menggebu sebagaimana biasa dia sampaikan di setiap pidato, memberikan pengarahan kepada anak buahnya di lingkup Setda Trenggalek maupun saat wawancara dengan wartawan.
Tetapi juga dalam bentuk aksi nyata. Di ruang kerja rumah dinas Wabup Trenggalek, Ipin panggil Kepala Dinas Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Joko Wahono dan Kepala Dinas Kesehatan dr Sugito Teguh.
"Saya minta kepada kedua pejabat OPD ini untuk menyiapkan program Adipura Desa. Ini program bertema kebersihan lingkungan yang saya ingin rancangannya lebih membumi dan berkelanjutan," kata Mas Ipin menegaskan.
Membumi yang dimaksud Ipin tentu saja program pembangunan yang langsung mengena dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Dirasakan "wong cilik", dari kota hingga pedesaan. Dari dataran hingga pegunungan, dari pelosok pedalaman hingga kawasan pesisir.
Berkelanjutan dalam arti ada kesinambungan program. Tidak hanya karena digerakkan oleh pemerintah daerah, namun juga karena tumbuh kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan desanya secara terus-menerus.
Stimulan yang dikembangkan Ipin adalah Adipura Desa yang penilaiannya dengan rentang waktu panjang. Setahun.
"Kalau soal visi-misi, semua kan sudah ada RKPD (rencana kerja pembangunan daerah), rencana kerja tahunan, dan tahun ini program-progra sudah teranggarkan semua. Jadi saya kan tinggal mengefektifkan saja, mengawal itu," tandasnya.
Sama seperti pidato politiknya saat memberikan sambutan pembuka dalam seremoni pelepasan mantan Bupati Emil Elestianto Dardak di hadapan ribuan rakyatnya di halaman pendopo Trenggalek, Jumat (15/2), Ipin menegaskan tidak akan ada kebijakan yang berubah.
Visi-misi pemerintahan tetap dalam koridor program kerja lima tahunan yang sudah dia sepakati bersama Emil Dardak sejak pertama kali dilantik.
Bedanya, Ipin lebih ingin membumi. Dia tidak suka retorika, klise, apalagi seremonial belaka demi menggapai sebuah penghargaan.
Itu pernyataannya, komitmen Arifin dalam berbagai kesempatan wawancara.
Ipin, sebagaimana yang telah beberapa kali dia lakoni saat Emil tugas dinas ke luar negeri atau cuti haji tahun lalu, lebih suka blusukan ke desa-desa.
Menginap di rumah warga, ngopi bareng sambil berbagi rasa dan serap aspirasi sembari melihat dari dekat bahwa program-program pembangunan benar-benar dirasakan oleh rakyatnya.
Agenda blusukan yang akan diteruskan Mas Ipin di sisa waktu kepemimpinannya hingga 2021.
Pekerjaan Rumah Bersama
Tak ada kabar yang lebih membahagiakan bagi warga Trenggalek selain komitmen Arifin dan Emil untuk tetap bersinergi dalam membangun salah satu kawasan pesisir selatan ini, sehingga kompetitif dibanding daerah lain di pesisir selatan Jatim.
Hal sensitif yang sempat menjadi keraguan sebagian pihak. Sebab Emil dinilai belum cukup membuktikan kinerja pembangunannya di Trenggalek.
Membangun Kecamatan Watulimo, khususnya kawasan Pantai Prigi sebagai kota maritim di pesisir selatan Jatim belumlah terwujud.
Demikian pula dengan ambisinya menjadikan Kecamatan Panggul menjadi Kota Perdagangan di segitiga daerah, Trenggalek-Ponorogo-Pacitan.
Masih banyak upaya yang dibutuhkan untuk membangun Trenggalek, dari pusat kota hingga kawasan pesisir.
Kendati sudah ada langkah ke sana, masih butuh energi besar untuk mengawal agar cita-cita yang diusung terwujud.
Pada tataran ini, Mas Ipin menyadari betul keterbatasannya. Emil piawai dalam melakukan lobi dan meyakinkan "pusat", sehingga program pembangunan nasional dikucurkan untuk mendongkrak perekonomian di Trenggalek.
Sebut saja Bendungan Tugu, rest area dan anjungan cerdas jalur Trenggalek-Ponorogo, pelabuhan niaga di pesisir Karanggongso, Rusunawa di Prigi, penambahan fasilitas ICU dan tambahan bangunan rawat inap di RSUD, rehabilitasi puskesmas-puskesmas, kelanjutan pembangunan jalur lintas selatan, hingga tindak lanjut rencana pembangunan Bendungan Bagong dan Kampak.
Proyek-proyek besar nasional di Trenggalek akan terus didorong oleh Emil melalui kapasitasnya sebagai Wagub Jatim.
Sementara Arifin terus melanjutkan program-program pembangunan pro-rakyat, yang disinergikan dengan program unggulan sebagaimana visi Nawa Bhakti Satya yang menjadi janji politik pasangan Khofifah-Emil dalam memimpin Jawa Timur periode 2019-2024.
Jika paket kerja atas-bawah antara Emil yang di Pemprov Jatim, dengan Mas Ipin selaku nahkoda baru di Trenggalek ini padu, maka cita-cita pasangan anak muda ini di awal pemerintahan mereka untuk membawa Trenggalek tinggal landas dan menjadi yang terdepan di kawasan pesisir selatan Jatim bakal segera terwujud. (*)
Setidaknya itu kesan yang berhasil dibangun usai seremoni pelepasan Emil Dardak sebagai Bupati Trenggalek, menuju gedung Grahadi dengan status dan amanah baru sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
Mas Ipin - sapaan akrab Mochammad Nur Arifin -, menyambut Emil yang barusan dilantik sebagai Wakil Gubernur Jatim, dengan salam "selamat kembali ke rumah".
Ia sengaja tidak memilih diksi "selamat datang" laiknya ucapan penyambutan kepada tokoh pejabat sekelas Wakil Gubernur, karena menganggap Emil memiliki keistimewaan bagi seluruh rakyat Trenggalek.
Bukan saja karena Emil yang berdarah asli Trenggalek, namun juga berkat jasa-jasanya selama hampir tiga tahun memimpin daerah itu sehingga mencapai sejumlah kemajuan dalam berbagai sektor layanan publik, infrastruktur, maupun seabrek prestasi yang berhasil ditorehkan untuk Trenggalek.
Tak segan Arifin menjanjikan kamar khusus di lingkungan pendopo untuk menyambut Emil dan keluarga setiap waktu.
Saat seremoni pelepasan itu, Mas Ipin dan istri bahkan ikut menghantar Emil-Arumi sampai jalan raya alun-alun depan pendopo.
Menyibak kerumunan massa hingga sang mantan masuk kabin mobil Toyota Alphard warna hitam nopol L 1078 BS yang telah lama menunggu.
Berbaur dengan rakyatnya, Mas Ipin dan istri ikut melambaikan tangan begitu kendaraan yang ditumpangi Emil dan Arumi, mulai beranjak dan meninggalkan Kota Trenggalek.
Daerah yang telah mereka pimpin bersama sejak dilantik sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek pada 17 Februari 2016.
Harusnya, periode kepemimpinan Emil-Ipin baru berakhir pada 16 Februari 2021.
Namun apa daya, Tuhan berkehendak lain. Melalui perhelatan Pemilihan Gubernur Jatim pada 27 Juni 2018, Emil "dipanggil" mayoritas rakyatnya untuk memimpin Jawa Timur mendampingi Khofifah Indar Parawansa.
Setelah resmi dilantik sebagai Wagub Jatim mendampingi Khofifah pada 13 Februari 2019, Emil yang doktor termuda lulusan Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang pada 2004-2006 di usia 22 tahun itu, praktis hanya memimpin Trenggalek selama tiga tahunan. Atau lebih tepatnya 1.091 hari.
Panggung Emil dalam kapasitas sebagai bupati telah purna. Dia kini mengemban amanah dan tanggung jawab baru yang lebih besar sebagai wakil gubernur.
Sementara di Trenggalek, pucuk pimpinan otomatis berpindah ke Wakil Bupati Mochammad Nur Arifin, yang juga merangkap sebagai Plt Bupati.
Dia, Nur Arifin atau Mas Ipin, akan melanjutkan tampuk kepemimpinan yang ditinggal Emil, hingga akhir periode pemerintahan pada 16 Februari 2021.
Membumi dan Berkelanjutan
Hari pertama bertugas sejak Emil mundur sebagai Bupati Trenggalek pada Rabu (13/2), Arifin mengawalinya dengan penuh optimisme.
Kamis (14/2) pagi dia menghadiri acara penyerahan bantuan tenda untuk 24 pedagang kaki lima di seputar alun-alun dan pendopo Trenggalek, yang diselenggarakan BPR Jwalita (bank perkreditan daerah).
Dia lalu melanjutkan dengan peluncuran sistem sertifikat digital elektronik untuk mempercepat layanan publik di jajaran OPD-OPD, Setda Trenggalek.
Ia mengakhiri rangkaian kerja hari pertamanya yang padat dengan menghadiri rapat paripurna pengumuman pengunduran diri dan usulan pemberhentian Bupati Emil Elestianto Dardak di DPRD Trenggalek, sebelum bertolak ke Surabaya mengikuti seremoni tasyakuran pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim.
Itu baru sepenggal cerita kerja Mas Ipin pasca "kepergian" Mas Emil yang mendapat mandat baru di Pemprov Jatim.
Tidak sebatas retorika yang menggebu sebagaimana biasa dia sampaikan di setiap pidato, memberikan pengarahan kepada anak buahnya di lingkup Setda Trenggalek maupun saat wawancara dengan wartawan.
Tetapi juga dalam bentuk aksi nyata. Di ruang kerja rumah dinas Wabup Trenggalek, Ipin panggil Kepala Dinas Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Joko Wahono dan Kepala Dinas Kesehatan dr Sugito Teguh.
"Saya minta kepada kedua pejabat OPD ini untuk menyiapkan program Adipura Desa. Ini program bertema kebersihan lingkungan yang saya ingin rancangannya lebih membumi dan berkelanjutan," kata Mas Ipin menegaskan.
Membumi yang dimaksud Ipin tentu saja program pembangunan yang langsung mengena dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Dirasakan "wong cilik", dari kota hingga pedesaan. Dari dataran hingga pegunungan, dari pelosok pedalaman hingga kawasan pesisir.
Berkelanjutan dalam arti ada kesinambungan program. Tidak hanya karena digerakkan oleh pemerintah daerah, namun juga karena tumbuh kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan desanya secara terus-menerus.
Stimulan yang dikembangkan Ipin adalah Adipura Desa yang penilaiannya dengan rentang waktu panjang. Setahun.
"Kalau soal visi-misi, semua kan sudah ada RKPD (rencana kerja pembangunan daerah), rencana kerja tahunan, dan tahun ini program-progra sudah teranggarkan semua. Jadi saya kan tinggal mengefektifkan saja, mengawal itu," tandasnya.
Sama seperti pidato politiknya saat memberikan sambutan pembuka dalam seremoni pelepasan mantan Bupati Emil Elestianto Dardak di hadapan ribuan rakyatnya di halaman pendopo Trenggalek, Jumat (15/2), Ipin menegaskan tidak akan ada kebijakan yang berubah.
Visi-misi pemerintahan tetap dalam koridor program kerja lima tahunan yang sudah dia sepakati bersama Emil Dardak sejak pertama kali dilantik.
Bedanya, Ipin lebih ingin membumi. Dia tidak suka retorika, klise, apalagi seremonial belaka demi menggapai sebuah penghargaan.
Itu pernyataannya, komitmen Arifin dalam berbagai kesempatan wawancara.
Ipin, sebagaimana yang telah beberapa kali dia lakoni saat Emil tugas dinas ke luar negeri atau cuti haji tahun lalu, lebih suka blusukan ke desa-desa.
Menginap di rumah warga, ngopi bareng sambil berbagi rasa dan serap aspirasi sembari melihat dari dekat bahwa program-program pembangunan benar-benar dirasakan oleh rakyatnya.
Agenda blusukan yang akan diteruskan Mas Ipin di sisa waktu kepemimpinannya hingga 2021.
Pekerjaan Rumah Bersama
Tak ada kabar yang lebih membahagiakan bagi warga Trenggalek selain komitmen Arifin dan Emil untuk tetap bersinergi dalam membangun salah satu kawasan pesisir selatan ini, sehingga kompetitif dibanding daerah lain di pesisir selatan Jatim.
Hal sensitif yang sempat menjadi keraguan sebagian pihak. Sebab Emil dinilai belum cukup membuktikan kinerja pembangunannya di Trenggalek.
Membangun Kecamatan Watulimo, khususnya kawasan Pantai Prigi sebagai kota maritim di pesisir selatan Jatim belumlah terwujud.
Demikian pula dengan ambisinya menjadikan Kecamatan Panggul menjadi Kota Perdagangan di segitiga daerah, Trenggalek-Ponorogo-Pacitan.
Masih banyak upaya yang dibutuhkan untuk membangun Trenggalek, dari pusat kota hingga kawasan pesisir.
Kendati sudah ada langkah ke sana, masih butuh energi besar untuk mengawal agar cita-cita yang diusung terwujud.
Pada tataran ini, Mas Ipin menyadari betul keterbatasannya. Emil piawai dalam melakukan lobi dan meyakinkan "pusat", sehingga program pembangunan nasional dikucurkan untuk mendongkrak perekonomian di Trenggalek.
Sebut saja Bendungan Tugu, rest area dan anjungan cerdas jalur Trenggalek-Ponorogo, pelabuhan niaga di pesisir Karanggongso, Rusunawa di Prigi, penambahan fasilitas ICU dan tambahan bangunan rawat inap di RSUD, rehabilitasi puskesmas-puskesmas, kelanjutan pembangunan jalur lintas selatan, hingga tindak lanjut rencana pembangunan Bendungan Bagong dan Kampak.
Proyek-proyek besar nasional di Trenggalek akan terus didorong oleh Emil melalui kapasitasnya sebagai Wagub Jatim.
Sementara Arifin terus melanjutkan program-program pembangunan pro-rakyat, yang disinergikan dengan program unggulan sebagaimana visi Nawa Bhakti Satya yang menjadi janji politik pasangan Khofifah-Emil dalam memimpin Jawa Timur periode 2019-2024.
Jika paket kerja atas-bawah antara Emil yang di Pemprov Jatim, dengan Mas Ipin selaku nahkoda baru di Trenggalek ini padu, maka cita-cita pasangan anak muda ini di awal pemerintahan mereka untuk membawa Trenggalek tinggal landas dan menjadi yang terdepan di kawasan pesisir selatan Jatim bakal segera terwujud. (*)